Wednesday, October 21, 2020

Pengertian, ciri-ciri, struktur, kebahasaan, pola pengembangan teks eksplanasi


 Mempelajari Teks Eksplanasi 


Sebuah peristiwa atau fenomena yang terjadi baik itu dalam masyarakat ataupun alam merupakan eksplanasi. 
Tentunya kalian harus tahu materi ini, materi ini ada di kelas XI pada mata pelajaran bahasa indonesia. 
Simak yah pembahasannya. 👇


1. Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi merupakan sebuah karangan yang berisi penjelasan-penjelasan lengkap mengenai suatu topik yang berhubungan dengan berbagai fenomena, baik fenomena alam maupun sosial yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Teks ini bertujuan untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada pembaca agar paham atau mengerti tentang suatu fenomena yang terjadi.

Oleh karena itu, Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan sebab akibat suatu fenomena, baik itu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya. Teks eksplanasi berisi fakta yang dapat menjawab pertanyaan tentang “bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena 

         Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya sesuatu. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadi sesuatu secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya.

Dapat disimpulkan bahwa, Teks eksplanasi yaitu teks yang berisi penjelasan tentang proses terjadinya peristiwa atau fenomena alam, social, budaya atau yang lainnya. 

2. Ciri Teks Eksplanasi

a.Teks terdiri atas pernyataan umum (gambaran awal tentang apa yang disampaikan), deretan penjelas (inti penjelasan apa yang disampaikan/ urutan sebab akibat dari suatu fenomena yang dibahas secara mendalam dan berdasarkan urutan waktu), dan interpretasi (pandangan atau simpulan).

b.Memuat informasi berdasarkan fakta (factual) dan menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa.

c. Hal yang dibahasa yaitu suatu fenomena yang bersifat keilmuan, misalnya yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan (sains)

d.Teks bersifat informatif dan tidak berusaha untuk mempengaruhi pembaca agar percaya hal yang dibahas.

Tujuan teks eksplanasi diantaranya mempunyai tujuan: Menjelaskan fenomena yang terjadi dan menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa

3.Mengidentifikasi Informasi Penting dalam Teks Eksplanasi

Dalam suatu teks, terdapat gagasan/ide yang dapat dikembangkan menjadi beberapa kalimat. Gagasan tersebut merupakan gagasan utama atau disebut juga ide pokok.  Gagasan utama atau ide pokok terletak di dalam kalimat utama. Kalimat utama biasanya muncul pada awal, tengah, atau akhir paragraph.

Cara mengidentifikasi informasi penting dalam teks eksplanasi yaitu:

a.Membaca teks dengan saksama.

b.Memahami makna setiap kalimat yang ada dalam teks.

c. Menentukan kalimat utama pada setiap paragraph.

d.Menemukan gagasan utama atau ide pokok.

e.  Menandai kata-kata kunci.

f.  Merumuskan inti kalimat utama.

*Catatan

Pada umumnya paragraf-paragraf dalam teks eksplanasi bersifat deduktif (gagasan utamanya terletak di awal paragraf). Namun, ada pula paragraph yang bersifat induktif (gagasan utama terletak di akhir paragraf) maupun campuran (gagasan utama berada di awal dan akhir paragraf).

Contoh:

Apa akibat rusaknya hutan Indonesia? Saat ini bangsa Indonesia sedang mengalaminya, bencana longsor, banjir, rusaknya ekologi atau lingkungan hidup, pancaroba cuaca. Perikehidupan kita sebagai bangsa yang semakin rentan, terutama sesame warga miskin dan ketinggalan. Lebih kontras serta tidak adil lagi jika kita perhitungkan hasil kerusakan hutan tidak dinikmati rakyat banyak atau negara, tapi jatuh ke tangan para pelaku penebangan liar pengolahan hutan yang tidak bonafide.

  Gagasan utama : kerugisn akibat rusaknya hutan di Indonesia (awal paragraf. 

   Alasan : Teks tersebut menjelaskan kerugian akibat rusaknya hutan bagi kehidupan, yakni bencana longsor, banjir, rusaknya ekologi atau lingkungan hidup, pancaroba cuaca.

4.  Struktur Teks Eksplanasi

Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.

a. Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal ini bias terkait dengan fenomena alam, social, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya.

b. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation squences), merinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.

·  Rincian yang berpola atas pertanyaan ‘bagaimana’ akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urusan waktu.

· Rincian yang berpola atas pernyataan ‘mengapa’ akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kjadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.

c.   Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya.

Struktur teks eksplanasi : 

1. Pernyataan umum: berisi pernyataan umum mengenai topik yang akan dijelaskan proses proses terjadinya/proses keberadaan.

2. Urutan Sebab Akibat: berisi mengenai detail penjelasan proses terjadinya yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal hingga yang paling akhir.

3. Interpretasi: berisi tentang kesimpulan mengenai topik yang telah dijelaskan.

5. Aspek Kebahasaan Teks Eksplanasi

a.Menggunakan kata yang bermakna denotatif (makna sebenarnya).

b.Menggunakan kata teknis atau istilah yang memiliki makna khusus di bidang tertentu.

Contoh:

1)Apabila teks eksplanasi yang dibahas berupa fenomena alam, seperti gempa bumi, istilah yang digunakan berupa lempeng bumi, vulkanik, sesar, geologi, tektonik, lava, magma, dan sebagainya.

2)Apabila teks eksplanasi yang dibahas berupa fenomena sosial, seperti kemiskinan di kotai, istilah yang digunakan berupa urban, urbanisasi, migrasi, tingkat pengangguran, desakan ekonomi, lapangan pengangguran dan sebagainya.

c. Menggunakan kata kerja (verba) kausatif, yaitu kata kerja yang dapat menyatakan makna kausalitas (hubungan sebab akibat), seperti menyebabkan, disebabkan (oleh), mengakibatkan, diakibatkan (oleh), berakibat pada, berdampak pada, menimbulkan, dan sebagainya.

Contoh:

Hujan asam dapat menyebabkan matinya ribuan ikan di Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah.

d. Menggunakan kata kerja pasif, misalnya terlihat, terbagi, terwujud, dimulai, ditimbun, diahirkan.

e. Menggunakan kata keterangan waktu untuk menjelaskan terjadinya suatu kejadian/peristiwa. Kata-kata keterangan waktu yang biasa digunakan, seperti: kemarin, besok, lusa, dan hari tertentu.

Contoh:

Dua hari yang lalu Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas.

f. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomenanya, bukan kata ganti penceritanya., misalnya, Kotamadnya Surakarta, harimau, gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya Magelang.

g.  Menggunakan konjungsi

·  Konjungsi kausalitas, yaitu kata hubung yang menyatakan sebab akibat. Berdasarkan letaknya, ada dua jenis konjungsi kausal yaitu konjungsi intra kaliamat dan konjungsi antarkalimat.

1) Konjungsi intrakalimat, meliputi: karena, sebab, akibat dari, sehingga, maka.

2) Konjungsi antarkalimat, meliputi: akibatnya, oleh karena itu, jadi, hasilnya, dampaknya.

Contoh:

Karena saluran air tertutup sampah, jalan itu mudah tergenang air.

Masyarakat banyak mendirikan bangunan liar di bantaran kali. Akibatnya, aliran air sungai tidak teratur.

.Konjungsi temporal/kronologis (hubungan waktu), yaitu kata hubung yang menyatakan urutan kejadian atau peristiwa, misalnya mula-mula, setelah itu, lalu, kemudian, sebelum, sesudah, selanjutnya, berikutnya.

Contoh:

Gempa mengguncang Palu dan Donggala, kemudian terjadilah tsunami besar.


     6.  Pola Pengembangan Teks Eksplanasi

Terdapat dua pola pengembangan teks eksplanasi, yaitu:

a.Paragraf sebab akibat, yaitu paragraph yang menggunakan pola khusus-umum (induktif) atau dapat pula umum-khusus (deduktif).

1)  Paragraf induktif (khusus-umum)

·Mengikuti pola induksi. Pada awal paragraf berisi kalimat penjelas yang merupakan sebab, kemudian di akhir paragraf berisi kalimat utama yang merupakan akibat.

·Memiliki gagasan utama di akhir paragraf.

·Menggunakan banyak contoh masalah atau peristiwa khusus dalam pemaparannnya.

·Antarkalimat yang menjadi sebab dan akibat saling berkaitan.

2)      Paragraf deduktif (umum-khusus)

·Pada awal paragraf berisi kalimat utama yang merupakan akibat, kemudian di akhir paragraf berisi kalimat penjelas yang merupakan sebab.

·Memiliki gagasan utama di awal paragraf.

·Menggunakan banyak contoh masalah atau peristiwa khusus dalam pemaparannnya.

· Antarkalimat yang menjadi sebab dan akibat saling berkaitan.

Contoh Paragraf dengan Pola Pengembangan Sebab Akibat:

Gempa bumi melanda wilayah bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.54 WIB. Kekuatan gempa bumi tercatat 6,2 skala Richter pada kedalaman 17,1 km. Pusat gempa terletak pada posisi sekitar 25 km barat daya Kota Yogyakarta.

Gempa bumi ini mengakibatkan puluhan orang meninggal. Beberapa orang luka-luka. Sejumlah bangunan roboh dan mengalami kerusakan. Selain itu, dilaporkan juga terjadi longsoran dan kerusakan berat pada permukaiman dan bangunan lainnya di Kabupaten Bantul karena dekat dengan sumber gempa bumi.

b. Paragraf proses, yaitu suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menghasilkan sesuatu atau perurutan suatu kejadian/peristiwa. Adapun langkah-langkah untuk menyusun pola pengembangan proses dalah sebagai berikut.

·Mengetahui perincian secara menyeluruh.

· Membagi proses tersebut menurut tahap-tahap kejadian.

·Menjelaskan setiap urutan it uke dalam detail-detail detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.

Misalnya bagaimana tejadinya banjir?  Jawaban atas pertanyaan tersebut mengacu pada suatu proses. Pola pengembangan jenis ini biasanya menggunakan konjungsi berupa mula-mula, lalu, kemudian, setelah itu.

                  Contoh Paragraf dengan Pola Pengembangan Proses:

Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima, rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orang tua dan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan keriputpada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan fetus menjadi sempurna dan siap untuk dilahirkan.


 7. Langkah-langkah Menyusun Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi disusun dengan menggunakan kalimat yang jelas, logis, dan benar. Adapaun langkah-langkah menyusun teks eksplanasi adalah sebagai berikut.

a. Menentukan tema.

Tentukanlah jenis eksplanasi apa yang akan dibuat, misalnya tentang fenomena alam berupa proses terjadinya hujan, tsunami, gunung meletus, atau gerhana matahari/bulan. Selain itu, juga dapat berupa fenomena social, seperti proses terbentuknya paguyuban, proses terjadinya urbanisasi, kemiskinan, dan sejenisnya.

b. Menuliskan ide-ide pokok berupa topik yang dapat dikembangkan.

c. Mengumpulkan bahan.

Bahan tulisan eksplanasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti penguasaan pengetahuan penulis, internet, buku pelajaran, atau penelitian langsung.

d. Menyusun kerangka teks eksplanasi.

Menyusun kerangka berarti memecahkan topik ke dalam beberapa subtopic lalu menyusunnya secara sistematis dan logis. Kerangka eksplanasi dapat mengikuti pola pernyataan umum – deret penjelas – interpretasi.

e. Mengembangkan kerangka.

Pada tahap ini kerangka dikembangkan menjadi teks eksplanasi yang utuh dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan yang tepat

f. Menyunting teks yang telah disusun.

Pada tahap ini tujuannya untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang mungkin terdapat dalam teks.


Judul: Gerhana Bulan

1. Pernyataan Umum (Pembuka)Gerhana bulan merupakan salah satu fenomena alam yang sering kita jumpai. Peristiwa alam ini terjadi apabila bulan beroposisi dengan matahari. Namun, oposisi bulan dengan matahari tidak akan selamanya menghasilkan peristiwa gerhana bulan.

Mengapa? Sebab kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar. Akan ada saat dimana terjadi perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika, yang kemudian akan menyebabkan munculnya dua titik yang juga dikenal dengan istilah node.

Nah, gerhana bulan akan terjadi apabila bulan beroposisi dengan titik nude tersebut. Dibutuhkan sekitar 29,53 hari sampai bulan bergerak dari satu titik ke titik oposisi lainnya.


2. Deretan Penjelas (Isi)

Faktanya, ketika terjadi gerhana bulan, sebenarnya terkadang penampakan bulan masih dapat terlihat. Hal ini disebabkan karena sinar matahari yang masih tersisa, berbelok menuju arah bulan oleh atmosfer bumi.

Sinar matahari yang dibelokkan itu tentu memiliki spektrum cahaya kemerahan, yang merupakan alasan mengapa saat peristiwa gerhana bulan, tampilan bulan akan terlihat lebih gelap, biasanya berwarna merah gelap, jingga atau bahkan coklat.

Untuk mengamati gerhana bulan, dapat Anda lakukan dengan mata telanjang tanpa adanya bahaya sedikit pun. Pada saat terjadi gerhana bulan, umat Islam yang melihat dan mengamati peristiwa gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).


3. Penutup (Interpretasi)

Ketika bayangan bumi menutupi sebagai atau seluruh penampang bulan, maka pada saat itulah akan terjadi gerhana bulan. Terutama ketika bumi menempati posisi di antara matahari dan bulan, dan berada pada satu garis lurus yang sama, yang kemudian membuat sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena dihalangi oleh posisi bumi saat itu.



No comments:

Post a Comment

PTS Materi Prakarya kelas VIII semester 1

Media Berbagi - Hallo sahabat media berbagi. Kali ini kami akan membagikan contoh soal penilaian tengah semester materi pelajaran prakarya ...