Mempersiapkan Proposal
Pernahkah kamu meneliti sesuatu? Bagaimana cara kamu meneliti? Sumber apa yang kamu gunakan ketika meneliti? Bagaimana cara kamu menyusun penelitianmu?
Kali ini kita akan membahas mengenai proposal. Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Rencana tersebut harus dituliskan agar pihak yang berkepentingan dapat memahami dengan baik, memberikan izin, dan menyumbangkan dana supaya kegiatan tersebut bisa terlaksana.
Biasanya, proposal digunakan sebagai pengajuan, permohonan, atau penawaran. Dengan adanya proposal, kegiatan yang kita rencanakan bisa terlaksana dengan baik sebab kita akan mendapat beberapa keuntungan, misalnya mendapat izin pelaksanaan kegiatan dan mendapat bantuan dana.
Struktur penulisan proposal dapat bermacam-macam. Hal ini bergantung pada jenis kegiatan yang diusulkannya. Dalam beberapa aspek, proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan kemasyarakatan. Namun, secara umum berikut bagian-bagian yang sebaiknya ada di dalam proposal tersebut.
1. Latar belakang
Dalam bagian ini dikemukakan tentang kejadian, keadaan, atau hal yang melakarbelakangi pentingnya dilaksanakan suatu penelitian. Apabila kegiatan yang diusulkan itu berupa kegiatan kesehatan penduduk desa, yang kita kemukakan dalam latar belakang adalah tentang berjangkitnya penyakit menular dan sebagainya.
2. Masalah dan Tujuan
Secara rinci dan spesifk kita perlu menyebutkan masalah dan tujuan-tujuan kegiatan. Rumuskanlah tujuan-tujuan itu dengan rasional dan persuasif sehingga yang membacanya tertarik pada tujuan-tujuan tersebut.
3. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan batas-batasnya. Membatasi ruang lingkup persoalan kegiatan, sekurang-kurangnya memberikan dua manfaat. Dapat lebih terlihat oleh pengusul duduk persoalan dari kegiatan yang akan dilakukannya. Bagi penerima usul, suatu deskripsi yang konkret dan jelas akan lebih mudah pula dilihat kebaikan dan kelemahannya. Baik pengusul maupun perima usul, masing-masing akan menguji masalah itu dari ruang lingkup itu dengan bahan-bahan literatur yang ada.
4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis
Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori atau hasilhasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. Telaah itu bisa berupa perbandingan, pengontrasan, dan peletakan teori-teori itu pada masalah yang akan diteliti. Teori-teori itu merupakan dasar argumentasi bagi pengusul dalam meneliti persoalan-persoalannya sehingga diperoleh jawaban yang dapat diandalkan.
Dari teori-teori yang dikemukakan itu, penerima usul bisa memahami bobot usulan itu di samping dapat mengetahui pula penguasaan pengusul terhadap kegiatan yang diusulkannya.
5. Metode
Pada bagian ini, dikemukakan metode kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk teknik-teknik pengumpulan data. Dalam hubungan ini dapat disebutkan metode historis, deskriptif, ataupun eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik pengumpulan data dapat disebutkan teknik angket (kuesioner), wawancara, observasi, studi pustaka, atau tes. Dalam bagian ini harus juga dikemukakan rencana pengolahan data yang diperlukan.
Melalui metode-metode yang digunakan, kegiatan yang direncanakan itu dapat dinilai oleh penerima usul, yakni apakah rencana itu akan diperoleh hasil yang memuaskan atau tidak. Semakin komprehensif, metode yang diusulkan, penerima usul akan semakin yakin akan rencana kegiatan itu. Melalui gambaran metode itu, dapat dinilai pula olehnya jumlah biaya yang perlu dikeluarkan.
6. Pelaksana Kegiatan
Salah satu faktor yang turut diperhitungkan oleh penerima proposal adalah susunan personalia dari badan yang menyampaikan proposal tersebut. Sebab itu, tuliskanlah personalia yang dapat diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan yang diusulkan itu. Bila perlu dafar personalia atau pelaksana kegiatan tersebut dilengkapi dengan pendidikan dan keahlian mereka. Apabila kegiatan itu berupa pengecatan jalan desa, tentunya yang dikemukakan adalah susunan kepanitiannya termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan itu.
Dalam proposal penelitian untuk penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, pelaksana kegiatan tidak perlu dikemukakan karena sudah jelas, yakni mahasiswa itu sendiri.
7. Fasilitas
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan pula fasilitasfasilitas tertentu. Di pihak lain, fasilitas-fasilitas yang ada itu akan lebih menekankan biaya sehingga kalkulasi biaya yang disodorkan akan menjadi lebih murah daripada kalau harus menyewa dari pihak-pihak lain.
Pengusul perlu menggambarkan bermacam-macam fasilitas yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan lagi penerima usul bahwa tawaran penulis memang benar-benar serius dan penulis sanggup mengerjakannya dengan baik.
8. Keuntungan dan Kerugian
Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan juga keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari pekerjaan itu. Hal ini bukan sesuatu yang berlebihan, tetapi untuk meyakinkan penerima usul bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-sia dengan yang akan diperoleh. Keuntungan yang diperoleh dapat bersifat keuntungan yang memang langsung diharapkan, keuntungan sampingan, penghematan, dan sebagainya.
Akan lebih simpatik lagi apabila pengusul menyampaikan juga kerugian atau hambatan-hambatan yang akan dihadapi kelak. Sering kali orang takut mengemukakan keburukan atau kekurangan sesuatu yang ditawarkan, takut kalau tawaran atau usulnya tidak diterima.
Dalam jangka panjang hal ini sebenarnya akan menguntungkan pihak pengusul itu sendiri. Badan yang akan memberi pekerjaan akan lebih percaya akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan pekerjaan itu.
9. Lama Waktu
Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan diselesaikan. Bila pekerjaan itu terdiri atas tahap-tahap pekerjaan, maka tahap-tahap itu perlu diberikan dengan perincian waktu penyelesaian masing-masing.
10. Pembiayaan
Biaya merupakan salah satu topik yang juga sangat diperhatikan penerima usul. Namun, bagi badan penerima usul yang baik reputasinya, kualitas pekerjaan merupakan hal yang lebih diutamakan.
Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar digarap dalam proposal ini sehingga dapat meyakinkan penerima usul.
Yang lebih diinginkan agar semua pos pembiayaan diberikan perincian tersendiri. Perincian itu dapat dibagi untuk upah, alat perlengkapan, belanja barang, biaya umum, dan sebagainya
Sistematika penulisan proposal penelitian adalah sebagai berikut.
- Latar Belakang Masalah.
- Perumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Landasan Teori
- Metode Penelitian
- Kerangka Penulisan Laporan
Baca Juga : Materi Karya Ilmiah
Sistematika proposal bersifat feksibel, bergantung pada jenis kegiatan yang akan dilaksanakan serta lembaga yang hendak dituju. Biasanya setiap lembaga memiliki sistematika proposal yang relatif berbeda-beda. Oleh karena itu, pengusul hendaknya memperhatikan sistematika yang dikehendaki pihak penerima usul.
Dari proposal-proposal yang pernah kita baca, tentu kita memperoleh banyak manfaat. Selain penambahan ilmu pengetahuan berkaitan dengan masalah yang dikemukakan dalam teks itu, kita pun menjadi tahu tentang prosedur pelaksanaan suatu kegiatan termasuk arti pentingnya kegiatan itu, kita pun didorong untuk lebih kreatif dalam mencari berbagai terobosan kegiatan yang bermanfaat. Itu merupakan manfaat yang bisa kita ambil ketika membaca proposal.
Sementara itu, kebahasaan yang menandai proposal adalah banyaknya menggunakan ftur-ftur berikut.
1. Pernyataan argumentatif
Argumen-argumen tersebut akan lebih meyakinkan apabila disertai dengan alasan. Suatu alasan sering kali menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena, oleh karena itu.
2. Pernyataan persuasif
3. Kata-kata teknis
4. Kata kerja tindakan
5. Kata pendefnisian
6. Kata perincian
7. Kata keakanan
Fitur-ftur kebahasaan lainnya yang menjadi penanda proposal adalah sebagai berikut.
- Menggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu sendiri ataupun tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya. Misal : abstrak, kompetensi, dll
- Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah kegiatan (metode penelitian). Kata-kata yang dimaksud, misalnya, berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.
- Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefnisan, yang ditandai oleh penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni.
- Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu, petama, kedua, ketiga.
- Menggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”, seperti akan, diharapkan, direncakan. Hal itu sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu usulan, rencana, atau rancangan program kegiatan.
- Menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif). Hal ini penting guna menghindari kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju/penerima proposal.
Penyusunan proposal harus diawali dengan analisis masalah ataupun kebutuhan di lapangan. Untuk itu, kita tidak bisa serta merta mengajukan sebuah kegiatan yang nantinya tidak sesuai dengan masalah ataupun kebutuhan nyatanya. Untuk itu, terlebih dahulu kita harus mengumpulkan sejumlah fakta yang menjadi dasar penyusunan proposal itu, yakni melalui observasi langsung ataupun dengan kegiatan wawancara ataupun penyebaran angket.
Langkah kedua adalah membaca berbagai literatur untuk memperkuat temuan-temuan dari lapangan itu. Literatur juga berperan sebagai rujukan atas bermasalah atau tidaknya temuan-temuan di lapangan itu. Kegiatan itu sudah kamu lakukan, bukan? Langkah berikutnya yang harus kamu lakukan adalah mengembangkan temuan-temuanmu itu ke dalam sebuah proposal yang lengkap, jelas, dan menarik.
1. Lengkap, perhatikanlah kelengkapan bagian-bagian proposal, mulai dari latar belakang sampai bagian dafar pustaka; mungkin juga lampiran-lampiran yang perlu disertakan. Untuk itu, kita harus memahami kembali struktur proposal yang telah dipelajari terdahulu.
2. Jelas, perhatikan pula kaidah-kaidah kebahasaan yang lazim digunakan untuk proposal sehingga proposal yang kamu buat itu mudah dipahami oleh pembacanya.
3. Menarik, perhatikan teknik penyajiannya; tata letak, ilustrasi, pemilihan jenis huruf, spasi, dan hal-hal lainnya sehingga penerima usul tertarik untuk membacanya. Dengan demikian, hal tersebut membantu pula di dalam proses pengesahan proposal tersebut.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment