Thursday, October 29, 2020

Pengertian teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks, ciri kebahasaan teks, pola penyajian teks anekdot

 MENYAMPAIKAN IDE MELALUI ANEKDOT



Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya. Salah satu cerita lucu adalah anekdot. 
Yuk baca penjelasan di bawah ini !👇👇👇

A. Pengertian teks anekdot 

 Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata. 

Oleh karena itu, teks anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial. Pola penyajian teks anekdot Tidak hanya berbentuk cerita/narasi, namum dapat berbentuk dialog singkat antara dua tokoh.


Teks anekdot sendiri tentunya selain untuk memberi humor, teks tersebut juga harus memuat amanat, pesan moral ataupun kebenaran secara umum. pada dasarnya, persamaan teks anekdot dan teks humor ialah dibuat untuk membuat orang tertawa karena isinya lucu.

Sedangkan, perbedaannya cukup banyak. Anekdot bertujuan untuk menyindir seseorang yang biasanya merupakan orang penting. Sedangkan, humor bertujuan menghibur dan tidak berisi sindiran kepada orang penting.

Perbedaan kedua, dalam anekdot terdapat kritik, sedangkan pada humor tak ada kritik. Ketiga, teks anekdot isinya terstruktur, sedangkan humor isinya tak terstruktur. Dan, perbedaan keempat ialah pada teks anekdot menggunakan bahasa yang sopan dan penulisan baku, sedangkan pada teks humor terkadang mengandung bahasa yang kurang sopan sebagai humor.

Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tetapi mengena. Anekdot kadang disandingkan dengan humor. Karena keduanya merupakan cerita lucu. Perbedaan dari keduanya bisa dilihat dari ide ceritanya, isi cerita, fungsi komunikasi dan makna tersirat. Teks anekdot merupakan peristiwa nyata, masalah terkait tokoh Publik atau masalah yang menyangkut orang banyak, menyampaikan kritik/ sindiran secara halus, sedangkan teks humor merupakan rekaan, masalah kehidupan sehari-hari/umum dan fungsinya hanya untuk menghibur saja. 

Mengenai makna tersirat yang dimaksud dalam anekdot lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.


B. Fungsi dan  Tujuan teks anekdot 

Fungsi komunikasi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. Adapun tujuannya yakni sebagai berikut : 

1.  menyampaikan kritikan secara tak langsung dengan cara sindiran pada layanan publik di bidang hukum, politik, lingkungan, dan sosial.

2. membangkitkan atau menggairahkan tawa untuk menghibur pembaca

3. mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum dari kisah singkat itu sendiri atau untuk melukiskan suatu sifat dengan ringan.


C. Ciri - ciri teks anekdot 

  1. teks anekdot itu pada dasarnya ialah cerita fiksi atau percakapan singkat dengan gambaran realistis.
  2. anekdot itu bersifat menggelitik, lucu, jengkel, dan konyol.
  3. isinya menyindir secara tidak langsung. 
  4. di dalamnya terkandung tokoh, latar, rangkaian peristiwa, pelajaran, dan nasihat.

D. Struktur teks anekdot 

Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. 

1. Abstraksi 

Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.

2. Orientasi

Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.

3. Krisis

Krisis merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi pasa penulisnya sendiri.


4. Reaksi

Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda.

5. Koda

 Koda merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut.


E. Ciri kebahasaan teks anekdot 

a. menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu; penanda kalimat lampau :beberapa waktu lalu, kemarin dsb. 

b. menggunakan kalimat retoris; kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban 

c. menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat; 

d. menggunakan kata kerja aksi; 

e. menggunakan kalimat seru. 

F. Pola penyajian teks anekdot 

Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.

kalimat langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 

1. Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ ....”).

2. Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.

3. Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua (:). 

Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri.


Contoh 1

Pola penyajian dialog : 

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang

Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”

Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”

Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”

Udin : “Loh, apa hubungannya.”

Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”

Udin : “???”

Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id dengan penyesuaian


Contoh 2

Pola penyajian narasi : 

Cara Keledai Membaca Buku


Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban, “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”

Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaranlembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak ditemukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik balik halaman buku itu”.

Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”. Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?” kata Nashrudin dengan mimik serius. 

Sumber: http://blogger apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)


Itulah seputar materi bahasa Indonesia mengenai teks anekdot.

Semoga bermanfaat 😊😊😊 

Terima kasih sudah berkunjung. 

Sumber dari buku bahasa indonesia kelas x. 


No comments:

Post a Comment

PTS Materi Prakarya kelas VIII semester 1

Media Berbagi - Hallo sahabat media berbagi. Kali ini kami akan membagikan contoh soal penilaian tengah semester materi pelajaran prakarya ...