Friday, October 30, 2020

Cerita rakyat atau hikayat: pengertian, kharakteristik, nilai-nilai, perbedaan cerpen dan hikayat.

MELESTARIK AN NILAI KEARIFAN LOKAL MELALUI CERITA RAKYAT



Kamu pernah membaca cerita rakyat? Cerita rakyat seperti apa yang pernah 
kamu baca? Salah satu jenis cerita rakyat adalah hikayat. 

A. Pengertian Hikayat 

       Cerita rakyat memiliki banyak ragam, salah satunya adalah hikayat. Hikayat merupakan cerita Melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya. 

Hikayat adalah salah satu jenis cerita rakyat yang disajikan dengan menggunakan bahasa Melayu klasik. 

B. Karakteristik Hikayat 

        Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi 
lain. Adapun lain karakteristik hikayat antara lain (a) terdapat kemustahilan 
dalam cerita, (b) kesaktian tokoh-tokohnya, (c) anonim, (d) istana sentris, 
dan (e) menggunakan alur berbingkai/cerita berbingkai.

contoh karakteristik bahasa hikayat  : 
1. Kemustahilan 
      Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak bisa dinalar. Contohnya :   Bayi lahir disertai pedang dan panah

2. Kesaktian 
 Biasanya menonjolkan sebuah keahlian /kemampuan yang seseorang dalam cerita tersebut. Contohnya : Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa

3. Anonim 

         Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu masyarakat mempercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan tidak ada yang sengaja mengarang.

4.  Istana sentris

Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak raja serta latar tempat

5. Bahasa 

    Hikayat disajikan dengan menggunakan bahasa Melayu klasik. Ciri  bahasa yang dominan dalam hikayat adalah banyak penggunaan konjungi  pada setiap awal kalimat dan penggunaan kata anarkis. 
       Hikayat merupakan karya sastra klasik. Artinya, usia hikayat jauh lebih tua dibandingkan usia Negara Indonesia. Meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia (berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam hikayat kita jumpai dalam bahasa Indonesia sekarang. Kata-kata yang sudah jarang digunakan atau bahkan sudah asing tersebut disebut sebagai kata-kata arkais. Contohnya : titah artinya kata, perintah. 

C. Nilai-nilai dalam Hikayat 

       Hikayat banyak memiliki nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat berupa nilai religius (agama), moral, budaya, sosial, edukasi (pendidikan), dan estetika (keindahan).

a. Nilai religi adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk gaib, dosa-pahala, serta surga-neraka.
b. Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. 
c. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial biasanya dikaitkan dengan kepatutan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 
d. Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat. Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’  sesuatu yang buruk akan menimpanya. 
e. Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni. 
f. Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan. 

D. cerpen dan hikayat 

      Hikayat dan cerpen sama-sama merupakan teks narasi fiksi. Keduanya 
mempunyai unsur intrinsik yang sama yaitu tema, tokoh dan penokohan, 
sudut pandang, latar, gaya bahasa, dan alur. 

Kaidah bahasa yang dominan dalam cerpen adalah penggunaan  gaya bahasa (majas) dan penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan  waktu dan urutan kejadian.   Ada berbagai jenis majas yang digunakan baik dalam cerpen dan hikayat. Di antara majas yang sering digunakan dalam cerpen maupun hikayat adalah majas antonomasia, metafora, hiperbola dan majas perbandingan.

Majas majas antonomasia yaitu majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol. Contohnya Si miskin , si kaya, dll. 


Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain: seperti, laksana, bak, dan bagaikan. Contohnya : seperti dimamah anjing rupanya. 

Baik cerpen maupun hikayat merupakan teks narasi yang banyak menceritakan urutan peristiwa atau kejadian. Untuk menceritakan urutan peristiwa atau alur tersebut, keduanya menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dan kejadian. 


Salah satu unsur intrinsik yang sangat menentukan keberhasilan 
sebuah cerpen atau hikayat dalam menyampaikan cerita adalah alur. Alur 
adalah rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat yang membentuk satu rangkaian cerita yang utuh. Salah satu karekteristik alur dalam hikayat selain beralur maju adalah menggunakan alur berbingkai. Alur mundur dalam sebuah cerita berarti cerita dimulai dari masa lalu ke masa kini, atau dari masa kini ke masa yang akan datang. Alur berbingkai artinya di dalam cerita ada cerita lain. Alur berbingkai dalam hikayat biasanya disajikan dengan menghadirkan tokoh lain yang bercerita tentang suatu kisah. Berbeda dengan hikayat yang selalu menggunakan alur mundur, alur dalam cerpen bisa berpola maju, mundur, bahkan maju mundur (campuran). 


Itula materi bahasa Indonesia mengenai cerita rakyat atau hikayat. 
Semoga bermanfaat. 

No comments:

Post a Comment

PTS Materi Prakarya kelas VIII semester 1

Media Berbagi - Hallo sahabat media berbagi. Kali ini kami akan membagikan contoh soal penilaian tengah semester materi pelajaran prakarya ...