Monday, October 26, 2020

EDITORIAL: PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT, FUNGSI, STRUKTUR, CIRI KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL

 Memahami Isu Terkini Lewat Editorial



Kamu pasti pernah membaca koran, bukan? Setiap hari, redaktur selalu membuat artikel yang menyoroti berita aktual yang sedang terjadi. Pembahasan dalam artikel tersebut biasanya disertai kritik dan saran terhadap peristiwa aktual yang sedang terjadi.


Dengan membaca editorial kita tidak hanya sekadar tahu peristiwa yang sedang terjadi seperti saat kita membaca berita. Namun, dengan membaca editorial kita pun akan lebih memahami dan bisa bersikap kritis. Hal ini karena di dalam editorial ada pendapat-pendapat (penulis, redaksi) yang bisa memperjelas pemahaman kita tentang peristiwa/keadaan yang menjadi ulasannya. Dengan sering membaca ataupun menyimak editorial kita diharapkan lebih bijak di dalam menanggapi suatu berita; lebih dewasa di dalam menghadapi suatu persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar kita.


Editorial merupakan salah satu rubrik yang ada di media massa cetak seperti koran, majalah, atau buletin. Editorial biasanya menjadi sebuah cara untuk merespon suatu isu atau permasalahan dan memberikan tawaran solusi di akhir teks. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang lugas.

Pengertian Editorial 

Teks editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa (berita) aktual (sedang menjadi sorotan), fenomenal, dan kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat). Teks editorial disebut juga tajuk rencana. Teks editorial dapat diasumsikan sebagai sikap institusi media massa terhadap peristiwa yang dibahas.

Teks editorial/opini rutin ada di koran atau majalah. Pengungkapan teks ini harus dilengkapi dengan bukti, fakta, maupun alasan yang logis agar pembaca atau pendengar bisa menerimanya.

Permasalahan yang dibahas dalam teks editorial adalah permasalahan yang berkaitan dengan peritiwa (berita) yang sedang hangat dibicarakan (aktual), fenomenal, dan kontroversial. Di dalamnya terkandung fakta peristiwa sebagai bahan berita. Fakta ini ditelusuri kebenarannya dengan berbagai strategi. Agar berita yang diperoleh bukan gosip belaka.

 Isu aktual, fenomenal, dan kontroversial dapat dibaca pada berita utama suatu surat kabar atau berita utama di radio dan televisi. Pada surat kabar, berita utama disajikan di halaman depan bagian atas dengan gambar dan penulisan huruf mencolok. Pada berita di radio atau televisi, berita utama ditayangkan atau dibacakan paling awal. Berita yang fenomenal biasanya diulas tidak hanya oleh satu media (surat kabar, televisi, radio, atau internet), tetapi oleh banyak media dengan publikasi berulang-ulang.

Berita yang kontroversial adalah berita yang mengundang perbedaan pendapat di masyarakat. Perbedaan pendapat itu dapat menimbulkan polemik atau perdebatan. Jika muncul di surat kabar, polemik ini biasanya ditandai dengan munculnya opini. Di televisi atau radio, polemik muncul dalam bentuk diskusi, debat, atau konferensi. Berdasarkan hasil membaca berbagai berita utama itulah kamu dapat menentukan isu aktual sebagai permasalahan yang layak ditulis dalam teks editorial.

Isi teks editorial terdapat fakta atau peristiwa aktual, fenomenal, dan kontroversial; pendapat atau opini redaksi terhadap peristiwa tersebut. Di dalam sebuah opini dapat berupa kritik, penilaian, prediksi, harapan, maupun saran. 

Kalian tentu harus tahu Perbedaan fakta dengan opini adalah fakta tidak dapat terbantahkan, opini sebaliknya justru masih bisa diperdebatkan. Dalam menanggapi satu objek atau peristiwa yang sama, akan timbul berbagai pendapat yang sifatnya subjektif.

Oleh karena itu, fakta menjadi dasar bagi seseorang untuk menyampaikan opini dan untuk menyampaikan opini seseorang memerlukan data untuk memperkuat pendapatnya.

Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan teks editorial

Tujuan dari adanya teks editorial yakni : 

  • Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar.
  • Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.

2. Manfaat teks editorial:

Manfaat yang bisa di ambil dari teks editorial yakni : 

Teks editorial memberi informasi kepada pembaca, untuk merangsang pemikiran, dan terkadang mampu menggerakkan pembaca untuk bertindak.


Adapun Fungsi Teks Editorial

  1. Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat.
  2. Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
  3. Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi
  4. Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

Yang termasuk Ciri Ciri teks Editorial adalah : 

  1.  Tema tulisannya selalu hangat (sedang berkembang dibicarakan secara luas oleh masyarakat), aktual dan faktual
  2. Bersifat sistematis dan logis
  3. Tajuk rencana merupakan Opini / pendapat yang bersifat argumentative
  4. Menarik untuk dibaca karna penggunaan kalimatnya yang singkat, padat dan jelas

Struktur Teks Editorial

Struktur yang menyusun teks editorial/opini sama dengan struktur yang telah membangun teks eksposisi. 3 struktur teks editorial/opini:

1. Pernyataan pendapat (tesis)

Bagian berisi sudut pandang penulis mengenai masalah yang dibahas. Biasanya sebuah teori yang akan diperkuat oleh argumen.


2. Argumentasi

Alasan atau bukti yang digunakan guna memperkuat pernyataan dalam tesis, walau secara umum argumentasi diartikan untuk menolak suatu pendapat. Argumen bisa berbentuk pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.

3. Penyataan/Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)

Bagian berisi penegasan ulang pendapat yang didorong oleh fakta di bagian argumentasi guna memperkuat/menegaskan. Ada di bagian akhir teks.


Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Kaidah kebahasaan teks editorial tergolong ke dalam kaidah kebahasaan yang berciri bahasa jurnalistik. Berikut ini ciri-ciri dari bahasa jurnalistik teks editorial.

1. Penggunaan kalimat retoris. Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapatkan  jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu, atau minimal berubah pandangannya terhadap isu yang dibahas. Dalam teks ”Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina” kalimat retorisnya terdapat pada paragraf ke-4 berikut ini.

Contoh:

Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana Pertamina menaikkan harga elpiji?

2. Menggunakan kata-kata populer sehingga mudah bagi khalayak untuk mencernanya. Tujuannya agar pembaca tetap merasa rilek meskipun membaca masalah yang serius dipenuhi dengan tanggapan yang kritis. 

Dalam teks ”Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina” contoh kata-kata populer adalah terkaget-kaget, pencitraan, dan menengarai.

3. Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang menjadi fokus ulasan.

Contoh:

a. Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis.

b. Berdasar simpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada hari Minggu kemarin

c. Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN

tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.

4. Banyaknya penggunaan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, sebab, oleh sebab itu. Hal ini terkait dengan penggunaan sejumlah argumen yang dikemukakan redaktur berkenaan dengan masalah yang dikupasnya.

Contoh:

a. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi.

b. Malah boleh jadi ada politisi yang mengkategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.


Menyusun saran dalam isu aktual tentunya diperlukan dalam sebuah artikel. Saran pada dasarnya merupakan salah satu bentuk penegasan terhadap tesis dan argumen. Namun, saran dapat disajikan berbeda-beda meskipun isu aktual yang ditanggapi satu. Saran selalu dikaitkan dengan pihak penerima saran. Dalam menyampaikan saran, kamu harus mempertimbangkan kepentingan si penerima saran, posisi pemberi, dan penerima saran terkait isu yang dibahas, serta dampak atau efek bila saran tersebut dilakukan. Saran yang baik setidaknya memenuhi dua syarat (a) benar-benar bisa menjadi solusi bagi penerima saran untuk memecahkan masalahnya dan (b) praktis, dapat dipraktikkan.


Dibawah ini merupakan tahap-tahap yang harus kamu lalui dalam menulis editorial

  1. Bacalah dua sampai tiga teks editorial dari sumber media massa yang berbeda.
  2. Datalah isu-isu utamanya dan rumuskan menjadi pernyataan umum.
  3. Telusuri data-data pendukung atas pernyataan umum yang sudah kamu buat, misalnya dari buku, majalah, Badan Pusat Statistik, atau artikel jurnal.
  4. Buatlah perincian data tersebut dan analisis menjadi sebuah argumen.
  5. Argumen-argumen yang kamu buat secara terperinci ditafsirkan menjadi sebuah pendapat, baik berupa kritik, penilaian, maupun harapan.
  6. Buatlah saran atau rekomendasi untuk memberikan solusi atas isu-isu yang berkembang. 
  7. Kemaslah hasilnya dalam satu tulisan teks editorial dengan panjang tulisan 8-10 paragraf dengan masing-masing paragraf antara 2-3 kalimat.



Itulah seputar materi teks editorial. Teks editorial sebenarnya sering kita temukan dalam artikel-artikel yang pernah kalian baca. Yuk belajar bareng. 

Semoga bermanfaat yah. 


No comments:

Post a Comment

PTS Materi Prakarya kelas VIII semester 1

Media Berbagi - Hallo sahabat media berbagi. Kali ini kami akan membagikan contoh soal penilaian tengah semester materi pelajaran prakarya ...