Saturday, October 31, 2020

Materi bahasa indonesia kelas x teks negosiasi

MEMBUAT KESEPAKATAN MELALUI NEGOSIASI

 


Pernahkah kamu bernegosiasi ? Biasanya ketika kamu ingin membeli sesuatu, kamu biasanya menawar atau bernegosiasi dengan pedagang agar harga yang dijual bisa di diskon atau dikurangi. 

Oleh karena itu, negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak.  

Negosiasi ialah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) lain. 

Tujuan negosiasi ialah mengatasi atau menyesuaikan perbedaan, untuk memperoleh sesuatu dari pihak lain (yang tidak dapat dipaksakan). 

Negoisasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak dalam melakukan transaksi, atau menyelesaikan sengketa/perselisihan pendapat.

Dalam mencapai kesepakatan, selain menerima alasan yang disampaikan pihak yang menyajikan pengajuan, penawar biasanya juga mengajukan tuntutan. Ketika pengajuan dan penawaran mencapai titik temu, terjadilah kesepakatan. 

Struktur teks negosiasi adalah orientasi, pengajuan, penawaran dan persetujuan.


C. Surat penawaran 

Surat penawaran dan pemesanan barang, dilihat dari tujuannya, termasuk surat niaga. Surat niaga adalah surat yang digunakan dalam kegiatan perdagangan. Struktur surat niaga hampir mirip dengan surat resmi yang mencakup unsur-unsur berikut ini.

1. Kop Surat

a. Nama lembaga/instansi/organisasi. Penulisannya menggunakan huruf besar/kapital.

b. Alamat dan kontak telepon serta website/email jika ada, penulisannya menggunakan huruf besar dan kecil.

c. Logo lembaga/instansi/organisasi

2. Nomor surat

3. Lampiran

4. Hal (inti atau prihal surat tersebut), ditulis seperti judul karangan.

5. Tanggal surat (posisi di kanan sejajar dengan nomor surat)

6. Alamat penerima surat; hindari penggunaan kata “kepada”.

7. Salam pembuka surat, akhiri dengan penggunaan tanda baca “koma.”

8. Tubuh surat yang terdiri atas bagian pembuka, isi atau maksud surat, dan penutup. 

9. Salam penutup surat, diikuti nama, jabatan, dan tanda tangan penanggung jawab surat. 


Untuk mencapai kesepakatan itu, diperlukan kemampuan untuk memengaruhi pihak lain dengan bahasa yang tepat. Ciri bahasa dalam negosiasi yang berhasil adalah bahasa yang santun dan persuasif. 

Perhatikan contoh kalimat persuasif pada kutipan berikut ini. 

  Anak : “Ayah tenang saja, semuanya         sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja     biar aku mudah meraih cita-cita.”

 Ayah : “Ya, sudahlah kalau itu mau     kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan   lagi, ya.”

Kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan kesopananan antara lain: tolong, silakan, cobalah, percayalah, dan bolehkah. Kata-kata tersebut sebenarnya kata-kata yang bersifat perintah, tetapi disampaikan secara persuasif

Cara melakukan pengajuan dan penawaran adalah menyampaikan pengajuan maupun penawaran bersikap sopan, tidak menekan pihak lain, saling menguntungkan, dan disertai dengan alasan. 

Pola penyajian teks negosiasi bisa mengunakan dialog ataupun narasi. Teks negosiasi dapat ditemukan dalam bentuk dialog (drama), gabungan antara narasi dan dialog seperti pada cerpen, serta pada surat penawaran dan permintaan barang. 


Terdapat unsur-unsur pembangun teks negosiasi adalah 

a. partisipan, 

b. perbedaan kepentingan dari kedua belah pihak, 

c. ada pengajuan dan penawaran, dan 

d. persetujuan atau kesepakatan. 


Sebuah permasalahan akan dengan mudah terselesaikan jika masing-masing pihak memberikan penawaran yang menjadi solusi terbaik dalam sebuah perundingan. 

Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan sebuah negosiasi antara lain sebagai berikut. 

  1. Kesediaan untuk berkompromi dengan pihak lain.
  2. Tidak ada pihak yang dirugikan.
  3. Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis, dapat dilakukan.
  4. Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.


Itulah materi teks negosiasi. Seringnya kita mendengar ketika kita menanyakan sebuah harga atau menawar sebuah harga dikatakan nego. Nego dahulu bang. Boleh nego tidak? Bisa dipahami penjelasan mengenai negosiasi? Semoga paham yah. 

Semoga bermanfaat juga. 🙏


Friday, October 30, 2020

Cerita rakyat atau hikayat: pengertian, kharakteristik, nilai-nilai, perbedaan cerpen dan hikayat.

MELESTARIK AN NILAI KEARIFAN LOKAL MELALUI CERITA RAKYAT



Kamu pernah membaca cerita rakyat? Cerita rakyat seperti apa yang pernah 
kamu baca? Salah satu jenis cerita rakyat adalah hikayat. 

A. Pengertian Hikayat 

       Cerita rakyat memiliki banyak ragam, salah satunya adalah hikayat. Hikayat merupakan cerita Melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya. 

Hikayat adalah salah satu jenis cerita rakyat yang disajikan dengan menggunakan bahasa Melayu klasik. 

B. Karakteristik Hikayat 

        Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi 
lain. Adapun lain karakteristik hikayat antara lain (a) terdapat kemustahilan 
dalam cerita, (b) kesaktian tokoh-tokohnya, (c) anonim, (d) istana sentris, 
dan (e) menggunakan alur berbingkai/cerita berbingkai.

contoh karakteristik bahasa hikayat  : 
1. Kemustahilan 
      Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak bisa dinalar. Contohnya :   Bayi lahir disertai pedang dan panah

2. Kesaktian 
 Biasanya menonjolkan sebuah keahlian /kemampuan yang seseorang dalam cerita tersebut. Contohnya : Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa

3. Anonim 

         Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu masyarakat mempercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan tidak ada yang sengaja mengarang.

4.  Istana sentris

Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak raja serta latar tempat

5. Bahasa 

    Hikayat disajikan dengan menggunakan bahasa Melayu klasik. Ciri  bahasa yang dominan dalam hikayat adalah banyak penggunaan konjungi  pada setiap awal kalimat dan penggunaan kata anarkis. 
       Hikayat merupakan karya sastra klasik. Artinya, usia hikayat jauh lebih tua dibandingkan usia Negara Indonesia. Meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia (berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam hikayat kita jumpai dalam bahasa Indonesia sekarang. Kata-kata yang sudah jarang digunakan atau bahkan sudah asing tersebut disebut sebagai kata-kata arkais. Contohnya : titah artinya kata, perintah. 

C. Nilai-nilai dalam Hikayat 

       Hikayat banyak memiliki nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat berupa nilai religius (agama), moral, budaya, sosial, edukasi (pendidikan), dan estetika (keindahan).

a. Nilai religi adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk gaib, dosa-pahala, serta surga-neraka.
b. Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. 
c. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial biasanya dikaitkan dengan kepatutan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 
d. Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat. Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’  sesuatu yang buruk akan menimpanya. 
e. Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni. 
f. Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan. 

D. cerpen dan hikayat 

      Hikayat dan cerpen sama-sama merupakan teks narasi fiksi. Keduanya 
mempunyai unsur intrinsik yang sama yaitu tema, tokoh dan penokohan, 
sudut pandang, latar, gaya bahasa, dan alur. 

Kaidah bahasa yang dominan dalam cerpen adalah penggunaan  gaya bahasa (majas) dan penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan  waktu dan urutan kejadian.   Ada berbagai jenis majas yang digunakan baik dalam cerpen dan hikayat. Di antara majas yang sering digunakan dalam cerpen maupun hikayat adalah majas antonomasia, metafora, hiperbola dan majas perbandingan.

Majas majas antonomasia yaitu majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol. Contohnya Si miskin , si kaya, dll. 


Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain: seperti, laksana, bak, dan bagaikan. Contohnya : seperti dimamah anjing rupanya. 

Baik cerpen maupun hikayat merupakan teks narasi yang banyak menceritakan urutan peristiwa atau kejadian. Untuk menceritakan urutan peristiwa atau alur tersebut, keduanya menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dan kejadian. 


Salah satu unsur intrinsik yang sangat menentukan keberhasilan 
sebuah cerpen atau hikayat dalam menyampaikan cerita adalah alur. Alur 
adalah rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat yang membentuk satu rangkaian cerita yang utuh. Salah satu karekteristik alur dalam hikayat selain beralur maju adalah menggunakan alur berbingkai. Alur mundur dalam sebuah cerita berarti cerita dimulai dari masa lalu ke masa kini, atau dari masa kini ke masa yang akan datang. Alur berbingkai artinya di dalam cerita ada cerita lain. Alur berbingkai dalam hikayat biasanya disajikan dengan menghadirkan tokoh lain yang bercerita tentang suatu kisah. Berbeda dengan hikayat yang selalu menggunakan alur mundur, alur dalam cerpen bisa berpola maju, mundur, bahkan maju mundur (campuran). 


Itula materi bahasa Indonesia mengenai cerita rakyat atau hikayat. 
Semoga bermanfaat. 

Thursday, October 29, 2020

Pengertian teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks, ciri kebahasaan teks, pola penyajian teks anekdot

 MENYAMPAIKAN IDE MELALUI ANEKDOT



Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya. Salah satu cerita lucu adalah anekdot. 
Yuk baca penjelasan di bawah ini !👇👇👇

A. Pengertian teks anekdot 

 Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata. 

Oleh karena itu, teks anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial. Pola penyajian teks anekdot Tidak hanya berbentuk cerita/narasi, namum dapat berbentuk dialog singkat antara dua tokoh.


Teks anekdot sendiri tentunya selain untuk memberi humor, teks tersebut juga harus memuat amanat, pesan moral ataupun kebenaran secara umum. pada dasarnya, persamaan teks anekdot dan teks humor ialah dibuat untuk membuat orang tertawa karena isinya lucu.

Sedangkan, perbedaannya cukup banyak. Anekdot bertujuan untuk menyindir seseorang yang biasanya merupakan orang penting. Sedangkan, humor bertujuan menghibur dan tidak berisi sindiran kepada orang penting.

Perbedaan kedua, dalam anekdot terdapat kritik, sedangkan pada humor tak ada kritik. Ketiga, teks anekdot isinya terstruktur, sedangkan humor isinya tak terstruktur. Dan, perbedaan keempat ialah pada teks anekdot menggunakan bahasa yang sopan dan penulisan baku, sedangkan pada teks humor terkadang mengandung bahasa yang kurang sopan sebagai humor.

Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tetapi mengena. Anekdot kadang disandingkan dengan humor. Karena keduanya merupakan cerita lucu. Perbedaan dari keduanya bisa dilihat dari ide ceritanya, isi cerita, fungsi komunikasi dan makna tersirat. Teks anekdot merupakan peristiwa nyata, masalah terkait tokoh Publik atau masalah yang menyangkut orang banyak, menyampaikan kritik/ sindiran secara halus, sedangkan teks humor merupakan rekaan, masalah kehidupan sehari-hari/umum dan fungsinya hanya untuk menghibur saja. 

Mengenai makna tersirat yang dimaksud dalam anekdot lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.


B. Fungsi dan  Tujuan teks anekdot 

Fungsi komunikasi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik. Adapun tujuannya yakni sebagai berikut : 

1.  menyampaikan kritikan secara tak langsung dengan cara sindiran pada layanan publik di bidang hukum, politik, lingkungan, dan sosial.

2. membangkitkan atau menggairahkan tawa untuk menghibur pembaca

3. mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum dari kisah singkat itu sendiri atau untuk melukiskan suatu sifat dengan ringan.


C. Ciri - ciri teks anekdot 

  1. teks anekdot itu pada dasarnya ialah cerita fiksi atau percakapan singkat dengan gambaran realistis.
  2. anekdot itu bersifat menggelitik, lucu, jengkel, dan konyol.
  3. isinya menyindir secara tidak langsung. 
  4. di dalamnya terkandung tokoh, latar, rangkaian peristiwa, pelajaran, dan nasihat.

D. Struktur teks anekdot 

Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. 

1. Abstraksi 

Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.

2. Orientasi

Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.

3. Krisis

Krisis merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi pasa penulisnya sendiri.


4. Reaksi

Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda.

5. Koda

 Koda merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut.


E. Ciri kebahasaan teks anekdot 

a. menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu; penanda kalimat lampau :beberapa waktu lalu, kemarin dsb. 

b. menggunakan kalimat retoris; kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban 

c. menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat; 

d. menggunakan kata kerja aksi; 

e. menggunakan kalimat seru. 

F. Pola penyajian teks anekdot 

Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.

kalimat langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 

1. Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ ....”).

2. Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.

3. Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua (:). 

Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri.


Contoh 1

Pola penyajian dialog : 

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang

Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”

Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”

Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”

Udin : “Loh, apa hubungannya.”

Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”

Udin : “???”

Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id dengan penyesuaian


Contoh 2

Pola penyajian narasi : 

Cara Keledai Membaca Buku


Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban, “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”

Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaranlembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak ditemukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik balik halaman buku itu”.

Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”. Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?” kata Nashrudin dengan mimik serius. 

Sumber: http://blogger apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)


Itulah seputar materi bahasa Indonesia mengenai teks anekdot.

Semoga bermanfaat 😊😊😊 

Terima kasih sudah berkunjung. 

Sumber dari buku bahasa indonesia kelas x. 


Wednesday, October 28, 2020

Teks eksposisi : menyampaikan sebuah pendapat/argumen dalam teks eksposisi

 MENGEMBANGkAN PENDAPAT DALAM EKSPOSISI



Siapa yang suka menyampaikan pendapatnya dalam diskusi? ☝️☝️☝️

Tentunya untuk meyakinkan sebuah pendapat harus disertai argumen. Teks yang digunakan dalam menyampaikan argumen adalah teks eksposisi. Yuk baca penjelasan di bawah ini 👇 


A. Pengertian Eksposisi

Eksposisi merupakan genre teks berisi gagasan yang bertujuan agar orang lain memahami pendapatnya yang disampaikan. Gagasan tersebut disampaikan oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis.

Oleh karena itu, Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut. Bentuk teks ini biasa digunakan dalam kegiatan ceramah, perkuliahan, pidato, editorial, opini, dan sejenisnya. 

Salah satu cara berlatih menyampaikan pendapat dengan eksposisi adalah dengan menyampaikan kembali gagasan pokok yang terdapat dalam sebuah teks eksposisi

B. Sruktur teks eksposisi

Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan isi teks eksposisi, struktur teks eksposisi meliputi : 

  1. tesis atau pernyataan pendapat, Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.
  2. argumentasi,  Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara. 
  3. penegasan ulang bertujuan untuk menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.

C. Jenis-Jenis Teks Eksposisi

Adapun jensi-jenis teks eksposisi yang diantaranya yaitu:

  1. Eksposisi defini yaitu suatu paragraf eksposisi yang memaparkan definisi suatu topik tertentu.
  2. Eksposisi proses yaitu langkah-langkah atau cara-cara untuk melakukan sesuatu dari awal hingga akhir.
  3. Eksposisi ilustrasi yaitu teks yang memaparkan informasi atau penjelasan-penjelasan tertentu dengan caranya memberikan gambaran yang sederhana mengenai suatu topik dengan topik lainnya yang memiliki kesamaan sifat atau kemiripan dalam hal-hal tertentu. 
  4. Eksposisi laporan yaitu paragraf eksposisi yang mengemukakan laporan dari sebuah berita atau penelitian tertentu.
  5. Eksposisi perbandingan yaitu eksposisi yang gagasan utamanya disajikan dengan cara membandingkan dengan yang lain.
  6. Eksposisi pertentangan yaitu eksposisi ini berisi tentang hal pertentangan akan suatu hal dengan hal lainnya.

D. Unsur Kaidah Penulisan Teks Eksposisi

  1. Menentukan topik yang akan disajikan
  2. Menentukan tujuan eksposisi
  3. Memilih data yang sesuai dengan tema
  4. Membuat kerangka karangan
  5. Pembahasan dengan mengembangkan kerangka karangan
  6. Membuat simpulan

E. Unsur kebahasaan Teks Eksposisi

1. Pronomina (kata ganti) 

a. Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.

b. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.

2. Nomina dan Verba

a. Nomina (kata benda) contoh nomina dasar : meja, gambar, dsb; nomina turunan : perbuatan, kekuatan, pembelian, dsb

b. Verba (kata kerja) contoh belajar, membaca, dsb

c. Konjungsi (kata penghubung) contohnya kemudian, pada kenyataannya, selanjutnya dsb. 

F. Pola Pengembangan Karangan Eksposisi

Berdasarkan cara dalam pengembangannya, teks eksposisi terbagi ke dalam beberapa bentuk atau pola. Di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Pola Definisi

Suatu bentuk pemaparan yang berisi pembatasan pengertian mengenai suatu benda atau hal.

Istilah asing demokrasi biasanya diterjemahkan dengan ‘kedaulatan rakyat’, yang diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi dalam arti ini hanya menggambarkan satu segi, sedangkan demokrasi dalam arti yang sebenarnya mempunyai makna yang luas. Demokrasi pada hakikatnya merupakan suatu mentalitas untuk membina suatu kehidupan dalam masyarakat; mentalitas dalam arti cara berpikir, bersikap dan berbuat. 

b. Pola Proses

Merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian. 

Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya, lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu denga air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu,  ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri- seri.


c. Pola Ilustrasi

Suatu bentuk pemaparan yang membutuhkan ilustrasiilustrasi konkret guna menjelaskan gagasan utama pada tiap paragraf.

Sebelas tahun yang lalu Indonesia mengimpor gerbong-gerbong kereta api dari Perancis. Rupanya cukup mentereng karena dilengkapi dengan alat-alat conditioning. 

Manakah sekarang gerbong-gerbong itu? Sudah rusak, dalam keadaan tak terpelihara. Gerbong-gerbong itu kini hanya layak dipakai dalam trayek-trayek tingkat tiga guna mengangkut anak-anak sekolah dan kaum petani dari pedusunan ke kota. Siapa yang salah? Para pemakainya atau para pegawai PT KAI-nya? Itulah sebagai contoh bahwa penggunaan hasil teknologi modern perlu disertai dengan mentalitas dan sumber daya manusia yang memadai. Sayangnya, hal itu tidak bisa dibentuk dalam satu atau dua bulan. Penggunaan teknologi modern menuntut sumber daya manusia yang mampu dalam penanganan dan pemeliharaannya, di samping pula mentalitas para penggunanya yang bertanggung jawab.


d. Pola Perbandingan

Suatu bentuk bentuk pemaparan yang menunjukkan berbagai kesamaan dan perbedaan antara dua objek atau lebih dengan menggunakan dasar-dasar tertentu.

Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif yang murah. Setiap orang dapat menjadi pelanggan listrik dengan tidak banyak mengeluarkan biaya. Sementara itu, petromaks memerlukan perawatan yang lebih cermat dan banyak menggunakan bahan bakar bila dibandingkan dengan sebuah tenaga pembangkit listrik. Petromaks hanya dapat menghasilkan sebuah sumber terang dan hanya bermanfaat untuk penerangan. Dengan sebuah pembangkit tenaga listrik dapat dihasilkan ribuan bahkan jutaan watt listrik; dan bukan hanya dipergunakan untuk penerangan, tetapi juga untuk keperluan-keperluan lain. Listrik terdapat di kota-kota. Petromaks biasanya dipergunakan di tempattempat yang tidak ada listrik atau di desa-desa.

e. Pola Klasifikasi

Klasifikasi merupakan proses untuk mengelompokkan hal, peristiwa, atau benda yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.

Berdasarkan kasifikasinya, hewan atau binatang ini terbagi menjadi 2 kelompok besar, diantaranya adalah Vertebrata dan Invertebrata. Vertebrata yaitu hewan yang memiliki tulang belakang, contohnya ikan, ayam, sapi, dan domba. Invertebrata merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang, contohnya cacing, kepiting, dan laba-laba.

G. Menyusun Teks eksposisi 

Setelah menganalisis teks eksposisi dari segi isi, struktur, dan kebahasaannya, sekarang kamu akan berlatih menulis teks eksposisi. 

Tentukanlah  topik sebagai gagasan pokok yang akan kamu kembangkan ke dalam eksposisi.

Setelah itu, kembangkan gagasan pokok tersebut ke dalam teks eksposisi dengan memerhatikan langkah-langkah berikut ini. 

  1. Pilihlah salah satu di antara gagasan-gagasan berikut atau kamu dapat menentukan sendiri gagasan lain yang berkaitan dengan permasalahan dalam kehidupan di lingkungan sekitarmu.
  2. Datalah argumen-argumen yang mendukung gagasan pokok sebagai gagasan penjelas yang hendak kamu sampaikan.
  3. Kembangkan teks eksposisimu berdasarkan gagasan pokok dan argumen sebagai gagasan penjelasnya. 
  4. Presentasikan teks eksposisi yang kamu susun di hadapan teman-temanmu. 
  5. Berilah tanggapan (kritik dan saran) terhadap teks eksposisi yang disajikan temanmu.
  6. Publikasikan teks eksposisimu di majalah dinding, majalah sekolah, blog, atau di media cetak. 


Contoh Paragraf Teks Eksposisi 

    Ekonomi Indonesia

Tesis :

Ekonomi rakyat adalah “kegiatan ekonomi rakyat banyak” . Jika dikaitkan dengan kegiatan pertanian, maka yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi petani atau peternak atau nelayan kecil, petani gurem, petani tanpa tanah, nelayan tanpa perahu, dan sejenisnya; dan bukan perkebunan atau peternak besar atau MNC pertanian, dan sejenisnya.


  Argumentasi

Perspektif lain dari ekonomi rakyat dapat pula dilihat dengan menggunakan perspektif jargon: “ekonomi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”


“Dari rakyat”, berarti kegiatan ekonomi itu berkaitan dengan penguasaan rakyat dan aksesibilitas rakyat terhadap sumberdaya ekonomi. Rakyat menguasai dan memiliki hak atas sumberdaya untuk mendukung kegiatan produktif dan konsumtifnya.


“Oleh rakyat”, berarti proses produksi dan konsumsi dilakukan dan diputuskan oleh rakyat. Rakyat memiliki hak atas pengelolaan proses produktif dan konsumtif tersebut. Berkaitan dengan sumberdaya (produktif dan konsumtif), rakyat memiliki alternatif untuk memilih dan menentukan sistem pemanfaatan, seperti berapa banyak jumlah yang harus dimanfaatkan, siapa yang memanfaatkan, bagaimana proses pemanfaatannya, bagaimana menjaga kelestarian bagi proses pemanfaatan berikutnya, dan sebagainya.


“Untuk rakyat”, berarti rakyat banyak merupakan ‘beneficiaries utama dari setiap kegiatan produksi dan konsumsi. Rakyat menerima manfaat, dan indikator kemantaatan paling utama adalah kepentingan rakyat.


  Penegasan Ulang :

Dalam hal ini perlu pula dikemukakan bahwa ekonomi rakyat dapat berkaitan “dengan siapa saja”, dalam arti kegiatan transaksi dapat dilakukan juga dengan “non-ekonomi-rakyat”. Juga tidak ada pembatasan mengenai besaran, jenis produk, sifat usaha, permodalan, dan sebagainya. Ekonomi rakyat tidak eksklusif tetapi inklusif dan terbuka. Walaupun demikian, sifat fundamental diatas telah pula menciptakan suatu sistem ekonomi yang terdiri dari pelaku ekonomi, mekanisme transaksi, norma dan kesepakatan (“rule of the game”) yang khas, yang umumnya telah memfasilitasi ekonomi rakyat untuk survive dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakatnya.

Itulah seputar materi bahasa Indonesia mengenai teks Eksposisi. 

Semoga bermanfaat. 

Tuesday, October 27, 2020

Pengertian, ciri-ciri, struktur, kebahasaan teks observasi

 MENYUSUN LAPORAN HASIL OBSERVASI




Obervasi atau pengamatan yakni mengamati sesuatu. Pernahkah kamu mengamati sebuah objek? Bagaimana proses kamu mengamati tersebut?  Kamu tentunya harus menentukan Objek yang akan kamu observasi, menyusun jadwal observasi, melakukan observasi, mencatat data dan hasil observasi. Setelah itu, baru 
kamu dapat menyusunnya ke dalam sebuah teks. Apakah kamu sudah pernah 
menyusun teks laporan hasil observasi? 

Dalam menyusun teks observasi terdapat sebuah ringkasan. Ringkasan ini diperlukan agar kamu memahami teks observasi. Sebuah ringkasan pada dasarnya merupakan rangkaian pokok-pokok pikiran yang dirangkai menjadi satu dengan tetap memerhatikan urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan. Untuk menyusun sebuah ringkasan, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah membaca pemahaman isi teks, kemudian menemukan pokok-pokok isi informasi di dalamnya. Pokok-pokok isi sebuah teks dapat ditemukan dengan menemukan kalimat utamanya. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya memiliki pokok pikiran atau gagasan utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan utama  bersifat umum dan dapat melingkupi semua isi yang ada dalam sebuah paragraf. 

A. Pengertian Teks Laporan Observasi

Teks laporan observasi adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi atau penelitian secara sistematis. Teks laporan observasi biasanya berisi fakta fakta yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dan penjelasan rinci mengenai suatu hal dari sudut pandang keilmuan kepada pembaca.

B. Ciri ciri teks laporan observasi

Teks bersifat objektif, yakni penulis tidak dibenarkan untuk memihak kepada orang atau pihak tertentu 

Teks berdasakan fakta, yakni penulis harus memberikan hasil peninjauan atau pengamatan berdasarkan data yang sebenarnya dalam kehidupan nyata dan bukan hasil karangan, khayalan, imajinasi, atau angan-angan penulis.

Teks bersifat khusus atau spesifik, yakni penulis harus memberikan hasil peninjauan atau pengamatan secara jelas pada suatu hal atau permasalahan dan tidak membahas hal lain di luar hal atau masalah yang dibahas.

Teks disajikan secara lengkap, yakni penulis harus menyajikan atau memberikan semua hasil peninjauan atau pengamatan yang dibutuhkan untuk keperluan pembaca tanpa terkecuali secara terperinci satu per satu.

Teks disajikan secara menarik dan mudah dipahami oleh pembaca, yakni penulis harus menyesuaikan teks laporan observasi yang dibuatnya dengan kebutuhan pembacanya.

C. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

               Terdapat 3 struktur utama yang membangun teks LHO sehingga menjadi satu kesatuan, struktur teks nya yaitu:

1. Pernyataan umum berisi definisi atau keterangan umum tentang subjek yang dilaporkan. Pernyataan umum berisi informasi umum. Kalimat definisi seringkali mengggunakan konjungsi adalah, ialah, yakni, merupakan, dan yaitu. 

Perhatikan contoh-contoh kalimat definisi berikut ini. 

1) Paus adalah satu dari sekian banyak mamalia air yang istimewa.

2) Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia.


2. Deskripsi bagian berisi perincian hal-hal yang dilaporkan. Deskripsi bagian yang baik disajikan mengikuti urutan dalam pengklasifikasian. Pengklasifikasian sebuah objek yang baik harus menyebutkan dasar pengklasifikasian dan jumlah keanggotaannya.

Perhatikan contoh kalimat deskripsi berikut ini. 

1) Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit. 

2) Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. 

3) Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian.

3. Deskripsi manfaat , berisi ringkasan umum hal yang dilaporkan. Teks laporan hasil observasi biasanya diakhiri dengan deskripsi manfaat. Manfaat objek yang diobservasi tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang

 

Terdapat versi lain mengenai struktur teks laporan hasil observasi : 

1. Pernyataan umum (klasifikasi)

2. Anggota/ aspek yang dilaporkan 

D. Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Observasi

1. Penggunaan Kata serta Frasa Verba (kata kerja) serta Nomina (kata benda)

Contoh :  Nomina : wayang, para wali songo, seni pertunjukan wayang, dsb; Verba : adalah,  sudah membagi, menetapkan, merupakan, dsb. 

2.penggunaan  Afiksasi (imbuhan) 

Suatu kata dasar dapat berubah menjadi verba jika mendapat imbuhan me(N)-, be(R)-, di-, bahkan terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu, kata dasar yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan pe(N)-, pe(R)-, -an, atau terkadang ke-an.  Contoh, kata “minum” (verba) mendapat imbuhan “–an” menjadi “minuman” (nomina).

3. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi

a. Kalimat definisi adalah kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal, aktivitas dan lain sebagainya. Cirinya biasanya menggunakan kata "adalah, ialah, merupakan, dll. Contoh : Karnivora adalah kelompok hewan pemakan daging.

b. Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri khusus dari suatu benda. Sifat-sifat tersebut biasanya merujuk pada hal khusus yang bisa ditangkap oleh panca indera berupa ukuran (seperti besar kecil, tinggi rendah dan lain sebagainya); Warna (seperti kuning, merah, hijau dan lain sebagainya); dan Rasa (seperti manis, pahit dan lain sebagainya). Contoh :  Harimau memiliki gigi yang tajam untuk mengoyak-oyak daging.

4. Kalimat Simpleks dan Komplek

Kalimat simpleks adalah tipe kalimat yang hanya terdiri dari satu subjek dan satu predikat. contoh kalimat simpleks :

Bapak itu dokter bedah. [S,P]

Mereka membuat roti [S,P,O]

Kalimat kompleks juga disebut dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat kompleks terdiri dari dua klausa, yaitu klausa utama disebut dengan induk kalimat (inti kalimat) dan klausa penghubung disebut dengan anak kalimat. Klausa utama bisa berdiri sendiri sebagai kalimat, sedangkan klausa penghubung tidak bisa berdiri sendiri. Contoh :

Saya tidak berangkat ke sekolah karena hujan.

Dia tidak kaya semenjak kecil.

E. Menyusun Teks Observasi 

Ikutilah langkah-langkah berikut untuk menyusun teks observasi 

  1. Tentukan objek yang akan kamu amati!
  2. Susunlah jadwal observasi yang akan kamu lakukan!
  3. Lakukanlah observasi terhadap objek tersebut dengan menyiapkan pertanyaan atau poin-poin pengamatan terlebih dahulu!
  4.  Catatlah hasil observasi kamu! Bila memungkinkan, ambil foto dan videokan observasimu.
  5. Susunlah teks laporan hasil observasimu dengan memerhatikan ketepatan isi, struktur, dan kaidah kebahasaannya. 
  6. Presentasikn teks laporan hasil observasimu di hadapan teman - temanmu. 
  7. Berilah tanggapan (kritik dan saran) terhadap teks laporan hasil observasi yang disajikan temanmu.
  8. Publikasikan teks laporan hasil observasimu di majalah dinding, majalah sekolah, blog, atau di media cetak. 

Contoh teks observasi !

Narkoba Menyerang Generasi Bangsa


Narkoba merupakan bahan berbahaya yang jika disalah gunakan akan mengakibatkan ketergantungan pada pemakainya dan pada akhirnya akan membawa pada kematian jika dikonsumsi secara terus menerus. Latar belakang pengguna narkoba saat ini sangat banyak sekali, mulai untuk menghilangkan masalah, pergaulan, serta banyak hal lain yang melatar belakangi para pengguna narkoba.

Saat ini target para pengedar adalah kalangan remaja antara 15 – 25 tahun yang masih sangat mudah untuk ikut-ikutan karena kejiwaannya masih labil dan massih mudah terpengaruh teman-teman pergaulannya. Kita semua tahu bahwa anak-anak remaja pada usia tersebut adalah bunga bangsa yang baru merekah yang sangat dinanti-nantikan untuk meneruskan bangsa Indonesia kelak untuk menjadi negara yang lebih sejahtera lagi. Saat ini terdapat 4 juta orang di Indonesia yang menggunakan atau menyalah gunakan narkoba dan dari jumlah tersebut, sebanyak 22 % adalah remaja dalam rentang usia tersebut.

Pada umumnya pengguna narkoba yang berusia remaja banyak yang mengkonsumsi ganja dan prikotropika seperti Sedatin (Pil BK), Rohypnol, dan Megadon. Semua barang haram tersebut sangat berbahaya jika dikonsumsi secara terus menerus karena akan mengakibatkan ketergantungan. Apa lagi jika pengkonsumsi narkoba adalah kalangan menengah kebawah yang kondisi ekonominya sulit karena jika sudah tak mempunyai uang maka pengguna akan melakukan tindak kriminal demi mendapatkan uang untuk mendapatkan barang tersebut. Hal ini sungguh memprihatinkan sekali.

Berdasarkan survei BNN tahun lalu menyatakan bahwa, perkembangan pengguna dan pengedar gelap narkoba pada pelajar dan mahasiswa. Hasil penelitian pada 17 propinsi di Indonesia, ditemukan 2,6 persen siswa SLTP pernah menggunakan narkoba, dan 4,7 persen pelajar SMA tercatat pernah menggunakan barang haram itu. Sementara untuk perguruan tinggi terdapat 7,7 persen yang pernah menggunakan narkoba.

Namun mulai tahun lalu pemerintah bersama instansi-instansi terkait bertekad menekan angka penggunaan narkoba pada pelajar hingga ke angka 0 %. Namun upaya tersebut pasti membutuhkan kerja keras. Saat ini saja pemerintah telah menggandeng 59 kampus di Jakarta untuk melakukan pengawasan pada pengedar dan penyalahguna narkotika. Namun peran keluarga juga sangat dibutuhkan demi menangkal serangan narkoba pada anak-anak remaja. Pendidikan agama serta kedekatan anak dengan orang tua dirasa mampu untuk mengurangi resiko anak terkena teror narkoba ini.

Penelitian dan pengamatan ini bertujuan untuk memberikan data dan fakta yang terjadi secara global di Indonesia tentang ancaman narkoba pada generasi bangsa yang sangat di harapkan membawa bangsa ini pada tempat yang lebih layak dengan rakyat yang sejahtera. Maka dari itu diperlukan peran berbagai pihak agar menghindari sanak saudara dari bahaya narkoba dan jika sudah menjadi pecandu narkoba diharapkan pihak terdekat baik keluarga maupun kerabat dapat membawanya ke panti rehabilitasi narkoba agar tingkat ketergantungan dapat dikurangi. Dengan cara-cara tersebut dalam kurun waktu 5-10 tahun kedepan diyakini pengguna narkoba akan menurun drastis terutama pada kalangan remaja.

Itulah materi seputar teks laporan hasil observasi atau sering disebut teks LHO. 

Semoga bermanfaat. 

Monday, October 26, 2020

EDITORIAL: PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT, FUNGSI, STRUKTUR, CIRI KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL

 Memahami Isu Terkini Lewat Editorial



Kamu pasti pernah membaca koran, bukan? Setiap hari, redaktur selalu membuat artikel yang menyoroti berita aktual yang sedang terjadi. Pembahasan dalam artikel tersebut biasanya disertai kritik dan saran terhadap peristiwa aktual yang sedang terjadi.


Dengan membaca editorial kita tidak hanya sekadar tahu peristiwa yang sedang terjadi seperti saat kita membaca berita. Namun, dengan membaca editorial kita pun akan lebih memahami dan bisa bersikap kritis. Hal ini karena di dalam editorial ada pendapat-pendapat (penulis, redaksi) yang bisa memperjelas pemahaman kita tentang peristiwa/keadaan yang menjadi ulasannya. Dengan sering membaca ataupun menyimak editorial kita diharapkan lebih bijak di dalam menanggapi suatu berita; lebih dewasa di dalam menghadapi suatu persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar kita.


Editorial merupakan salah satu rubrik yang ada di media massa cetak seperti koran, majalah, atau buletin. Editorial biasanya menjadi sebuah cara untuk merespon suatu isu atau permasalahan dan memberikan tawaran solusi di akhir teks. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang lugas.

Pengertian Editorial 

Teks editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa (berita) aktual (sedang menjadi sorotan), fenomenal, dan kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat). Teks editorial disebut juga tajuk rencana. Teks editorial dapat diasumsikan sebagai sikap institusi media massa terhadap peristiwa yang dibahas.

Teks editorial/opini rutin ada di koran atau majalah. Pengungkapan teks ini harus dilengkapi dengan bukti, fakta, maupun alasan yang logis agar pembaca atau pendengar bisa menerimanya.

Permasalahan yang dibahas dalam teks editorial adalah permasalahan yang berkaitan dengan peritiwa (berita) yang sedang hangat dibicarakan (aktual), fenomenal, dan kontroversial. Di dalamnya terkandung fakta peristiwa sebagai bahan berita. Fakta ini ditelusuri kebenarannya dengan berbagai strategi. Agar berita yang diperoleh bukan gosip belaka.

 Isu aktual, fenomenal, dan kontroversial dapat dibaca pada berita utama suatu surat kabar atau berita utama di radio dan televisi. Pada surat kabar, berita utama disajikan di halaman depan bagian atas dengan gambar dan penulisan huruf mencolok. Pada berita di radio atau televisi, berita utama ditayangkan atau dibacakan paling awal. Berita yang fenomenal biasanya diulas tidak hanya oleh satu media (surat kabar, televisi, radio, atau internet), tetapi oleh banyak media dengan publikasi berulang-ulang.

Berita yang kontroversial adalah berita yang mengundang perbedaan pendapat di masyarakat. Perbedaan pendapat itu dapat menimbulkan polemik atau perdebatan. Jika muncul di surat kabar, polemik ini biasanya ditandai dengan munculnya opini. Di televisi atau radio, polemik muncul dalam bentuk diskusi, debat, atau konferensi. Berdasarkan hasil membaca berbagai berita utama itulah kamu dapat menentukan isu aktual sebagai permasalahan yang layak ditulis dalam teks editorial.

Isi teks editorial terdapat fakta atau peristiwa aktual, fenomenal, dan kontroversial; pendapat atau opini redaksi terhadap peristiwa tersebut. Di dalam sebuah opini dapat berupa kritik, penilaian, prediksi, harapan, maupun saran. 

Kalian tentu harus tahu Perbedaan fakta dengan opini adalah fakta tidak dapat terbantahkan, opini sebaliknya justru masih bisa diperdebatkan. Dalam menanggapi satu objek atau peristiwa yang sama, akan timbul berbagai pendapat yang sifatnya subjektif.

Oleh karena itu, fakta menjadi dasar bagi seseorang untuk menyampaikan opini dan untuk menyampaikan opini seseorang memerlukan data untuk memperkuat pendapatnya.

Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan teks editorial

Tujuan dari adanya teks editorial yakni : 

  • Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar.
  • Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.

2. Manfaat teks editorial:

Manfaat yang bisa di ambil dari teks editorial yakni : 

Teks editorial memberi informasi kepada pembaca, untuk merangsang pemikiran, dan terkadang mampu menggerakkan pembaca untuk bertindak.


Adapun Fungsi Teks Editorial

  1. Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat.
  2. Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
  3. Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi
  4. Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

Yang termasuk Ciri Ciri teks Editorial adalah : 

  1.  Tema tulisannya selalu hangat (sedang berkembang dibicarakan secara luas oleh masyarakat), aktual dan faktual
  2. Bersifat sistematis dan logis
  3. Tajuk rencana merupakan Opini / pendapat yang bersifat argumentative
  4. Menarik untuk dibaca karna penggunaan kalimatnya yang singkat, padat dan jelas

Struktur Teks Editorial

Struktur yang menyusun teks editorial/opini sama dengan struktur yang telah membangun teks eksposisi. 3 struktur teks editorial/opini:

1. Pernyataan pendapat (tesis)

Bagian berisi sudut pandang penulis mengenai masalah yang dibahas. Biasanya sebuah teori yang akan diperkuat oleh argumen.


2. Argumentasi

Alasan atau bukti yang digunakan guna memperkuat pernyataan dalam tesis, walau secara umum argumentasi diartikan untuk menolak suatu pendapat. Argumen bisa berbentuk pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.

3. Penyataan/Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)

Bagian berisi penegasan ulang pendapat yang didorong oleh fakta di bagian argumentasi guna memperkuat/menegaskan. Ada di bagian akhir teks.


Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Kaidah kebahasaan teks editorial tergolong ke dalam kaidah kebahasaan yang berciri bahasa jurnalistik. Berikut ini ciri-ciri dari bahasa jurnalistik teks editorial.

1. Penggunaan kalimat retoris. Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapatkan  jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu, atau minimal berubah pandangannya terhadap isu yang dibahas. Dalam teks ”Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina” kalimat retorisnya terdapat pada paragraf ke-4 berikut ini.

Contoh:

Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana Pertamina menaikkan harga elpiji?

2. Menggunakan kata-kata populer sehingga mudah bagi khalayak untuk mencernanya. Tujuannya agar pembaca tetap merasa rilek meskipun membaca masalah yang serius dipenuhi dengan tanggapan yang kritis. 

Dalam teks ”Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina” contoh kata-kata populer adalah terkaget-kaget, pencitraan, dan menengarai.

3. Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang menjadi fokus ulasan.

Contoh:

a. Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis.

b. Berdasar simpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada hari Minggu kemarin

c. Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN

Sunday, October 25, 2020

Novel sejarah : pengertian, ciri-ciri, struktur, ciri kebahasaan, nilai-nilai teks sejarah

MENGENAL CERITA SEJARAH /NOVEL SEJARAH 



Hallo sahabat media, pernahkah kamu membaca cerita sejarah? 
Apakah mengasyikan? Mendebarkan? 
Tentunya seru yah baca sejarah, apalagi berhubungan dengan cerita. Yang tentunya kalian bisa menambah pengetahuan sejarah melalui cerita sejarah. 
Yuk simak penjelasan mengenai cerita sejarah 👇👇👇

A. Pengertian Novel Sejarah

             Membaca novel (termasuk novel sejarah) dapat dilakukan dengan cepat. Perlu diusahakan agar membaca novel selesai dalam satu kurun waktu tertentu. Misalnya, satu jam selesai sebagai tahap pengenalan dengan membaca cepat. Perlu ditumbuhkan kesadaran terhadap diri sendiri bahwa membaca pada mulanya berat, tetapi jika sudah terbiasa akan menjadi ringan. Orang-orang yang sudah terbiasa membaca akan dengan mudah membaca novel dengan cepat. 

         Novel sejarah merupakan sebuah genre yang penting dan sering ditulis di negara-negara Barat. Negara-negara tersebut menanamkan pentingnya sejarah dalam pendidikan. Novel sejarah membantu memperkenalkan dan mengakrabkan suatu masyarakat pada masa lalu bangsanya. Dengan demikian, pendidikan dalam novel dapat menanamkan akar pada bangsanya

       Novel sejarah adalah novel yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptif, dan disajikan dengan daya khayal pengetahuan yang luas dari pengarang. 

             Novel sejarah dapat dikategorikan sebagai novel ulang (rekon). Supaya tidak terjadi kesalahpahaman atas frasa “novel ulang”, berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis novel ulang. Berdasarkan jenisnya, novel ulang terdiri atas tiga jenis, yakni rekon pribadi, rekon faktual, dan rekon imajinatif. 

1. Rekon pribadi adalah novel yang memuat kejadian dan penulisnya terlibat secara langsung.

2. Rekon faktual (informasional) adalah novel yang memuat kejadian faktual seperti eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.

3. Rekon imajinatif adalah novel yang memuat kisah faktual yang dikhayalkan dan diceritakan secara lebih rinci.

           Jadi, kesimpulannya adalah  novel sejarah tergolong ke dalam rekon imajinatif. Artinya, novel tersebut didasarkan atas fakta-fakta sejarah yang kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang lain yang tidak muncul dalam fakta sejarah. Misalnya, kegemaran, emosi, dan keluarga. 

B. Struktur Teks Cerita/Novel Sejarah 

1. Pengenalan situasi cerita (eksposition, orientasi)

Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan latar cerita baik waktu, tempat maupun peristiwa. Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh. 

2. Pengungkapan peristiwa

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. 

3. Menuju konflik (rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh

4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal. 

5. Penyelesaian (Evaluasi, resolusi)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang dialami tokoh Utama.

6. Koda

Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel memiliki koda, bahkan novel-novel modern lebih banyak menyerahkan kesimpulan akhir ceritanya itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaian ceritanya.


C. Ciri Kebahasaan Novel Sejarah

Beberapa ciri kebahasaan novel sejarah adalah sebagai berikut

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau

Contoh: Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah menyelesaikan tugasnya.

2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal), seperti: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.

Contoh: Setelah juara gulat itu pergi, Sang Adipati bangkit dan berjalan tenang-tenang masuk ke Kadipaten.

3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja material).

Contoh:

a. Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh.

b. Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari siapa pun untuk menangis, Dyah Wiyat sama sekali tidak menitikkan air mata.

4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Misalnya, mengatakan bahwa, menceritakan tentang, menurut, menggungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.

Contoh:

a. Menurut Sang patih, Galeng telah periksa seluruh kamar Syahbandar dan ia telah melihat banyak botol dan benda-benda yang ia tak tahu nama dan gunanya.

b. Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih bingung dengan semua penjelasan kendit Galih tentang masalah itu.

5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental). Misalnya, merasakan, mengingikan, mengharapkan, mendambakan, menganggap. 

Contoh:

a. Gajah Mada sependapat dengan Jalan pikiran Senopati Gajah Enggon.

b. Melihat itu, tak seorang pun yang menolak karena semua berpikir Patih Gajah Mada memang mampu dan layak berada di tempat 

6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (‘..”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.

Contoh:

“Mana surat itu?”

“Ampun, Gusti Adipati, Patik takut maka Patik bakar.” 

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana

Contoh

Dari apa yang terjadi itu terlihat betapa besar wibawa Gajah Mada, bahkan beberapa prajurit harus mengakui wibawa yang dimiliki Gajah Mada jauh lebih besar dari wibawa Jayanegara. Sri Jayanegara masih bisa diajak bercanda, tetapi tidak dengan Patih Gajah Mada, sang pemilik wajah yang amat beku itu.

Selain menggunakan bahasa dengan kaidah kebahasaan seperti diuraikan di atas, novel sejarah juga banyak menggunakan kata atau frasa yang bermakna kias. Kata atau frasa bermakna kias ini digunakan penulis untuk membangkitkan imajinasi pembaca saat membacanya serta memperindah cerita. Perhatikan contoh kutipan berikut ini.

1. Di antara para Ibu Ratu yang terpukul hatinya, hanya Ibu Ratu Rajapatni 

Biksuni Gayatri yang bisa berpikir sangat tenang. 

Terpukul hatinya = sangat sedih.

2. Mampukah Cakradara menjadi tulang punggung mendampingi istrinya 

menyelenggarakan pemerintahan?

Tulang punggung = sandaran, sumber kekuatan

3. Di sebelahnya, Gajah Mada membeku.

Membeku = diam saja.

D. Nilai-Nilai dalam Novel sejarah

Karya sastra yang baik, termasuk novel sejarah, selalu mengandung nilai (value). Nilai tersebut dikemas secara implisit dalam alur, latar, tokoh, dan tema. Nilai yang terkandung dalam novel antara lain nilai-nilai budaya, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai estetis. 

1. Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan. 

Contoh: Dan bila orang mendarat dari pelayaran, entah dari jauh entahlah dekat, ia akan berhenti di satu tempat beberapa puluh langkah dari dermaga. Ia akan mengangkat sembah di hadapannya berdiri Sela Baginda, sebuah tugu batu berpahat dengan prasasti peninggalan Sri Airlangga. Bila ia meneruskan langkahnya, semua saja jalanan besar yang dilaluinya, jalanan ekonomi sekaligus militer. Ia akan selalu berpapasan dengan pribumi yang berjalan tenang tanpa gegas, sekalipun di bawah matari terik.

Sumber: Pramoedya Ananta Toer, Mangir, Jakarta, KPG, 2000

Nilai budaya dalam kutipan di atas adalah nilai budaya Timur yang mengajarkan hidup tenang, tidak terburu-buru, segala sesuatunya harus dihubungkan dengan alam. 

2. Nilai moral/etik adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.

Contoh: 

”Juga Sang Adipati Tuban Arya Teja Tumenggung Wilwatikta tidak bebas dari ketentuan Maha Dewa. Sang Hyang Widhi merestui barang siapa punya kebenaran dalam hatinya. Jangan kuatir. Kepala desa! Kurang tepat jawabanku, kiranya? Ketakutan selalu jadi bagian mereka yang tak berani mendirikan keadilan. Kejahatan selalu jadi bagian mereka yang mengingkari kebenaran maka melanggar keadilan. Dua-duanya busuk, dua-duanya sumber keonaran di atas bumi ini…,” dan ia teruskan wejangannya tentang kebenaran dan keadilan dan kedudukannya di tengah-tengah kehidupan manusia dan para dewa. 

Sumber: Pramoedya Ananta Toer, Mangir, Jakarta, KPG, 2000

Nilai moral dalam kutipan di atas adalah ketakutan membela kebenaran sama buruknya dengan kejahatan karena sama-sama melanggar keadilan.

3. Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan atau bersumber pada nilai-nilai agama.

Contoh: 

Kala itu tahun 1309. Segenap rakyat berkumpul di alun-alun. Semua berdoa, apa pun warna agamanya, apakah Siwa, Buddha, maupun Hindu. 

Semua arah perhatian ditujukan dalam satu pandang, ke Purawaktra yang tidak dijaga terlampau ketat. Segenap prajurit bersikap sangat ramah kepada siapa pun karena memang demikian sikap keseharian mereka. Lebih dari itu, segenap prajurit merasakan gejolak yang sama, oleh duka mendalam atas gering yang diderita Kertarajasa Jayawardhana

Sumber: Gajahmada: Bergelut dalam Kemelut Tahta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi

Nilai agama dalam kutipan tersebut tampak pada aktivitas rakyat dari berbagai agama mendoakan Kertarajasa Jayawardhana yang sedang sakit.

4. Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat. 

Contoh: 

Sebagian terbesar pengantar sumbangan, pria, wanita, tua, dan muda, menolak disuruh pulang. Mereka bermaksud menyumbangkan tenaga juga. Maka jadilah dapur raksasa pada malam itu juga. Menyusul kemudian datang bondongan gerobak mengantarkan kayu bakar dan minyak-minyakan. Dan api pun menyala dalam berpuluh tungku.

Sumber: Pramoedya Ananta Toer, Mangir, Jakarta, KPG, 2000

 Dari kutipan di atas, nilai sosial tampak pada tindakan menyumbang dan kesediaan untuk membantu pelaksanaan pesta perkawinan.


5. Nilai estetis, yakni nilai yang berkaitan dengan keindahan, baik keindahan struktur pembangun cerita, fakta cerita, maupun teknik penyajian cerita.
Contoh: 
Betapa megah dan indah bangunan itu karena terbuat dari bahan￾bahan pilihan. Pilar-pilar kayunya atau semua bagian dari tiang saka, belandar bahkan sampai pada usuk diraut dari kayu jati pilihan dengan perhitungan bangunan itu sanggup melewati waktu puluhan tahun, 
bahkan diharap bisa tembus lebih dari seratus tahun. Tiang saka diukir indah warna-warni, kakinya berasal dari bahan batu merah penuh pahatan ukir mengambil tokoh-tokoh pewayangan, atau tokoh yang pernah ada bahkan masih hidup. Bangunan itu berbeda-beda bentuk atapnya, pun demikian dengan bentuk wajahnya. Halaman tiga istana utama itu diatur rapi dengan sepanjang jalan ditanami pohon tanjung, kesara, dan cempaka. Melingkar- lingkar di halaman adalah tanaman bunga perdu.
.sumber : Gajahmada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi.


Nilai estetis dalam kutipan di atas terkait dengan teknik penyajian cerita. Teknik yang digunakan pengarang adalah teknik showing (deskriptif). Teknik ini efektif untuk menggambarkan suasana, tempat,waktu sehingga pembaca 
dapat membayangkan seolah-olah menyaksikan dan merasakan sendiri.


E. Menyusun Novel Sejarah

Langkah-langkah menyusun novel sejarah adalah sebagai berikut.

1. Menentukan peristiwa sejarah yang akan menjadi bahan penceritaan

 2. Menyusun kerangka atau gambaran singkat cerita sejarah yang akan ditulis

Dasar penyusunan kerangka novel sejarah dapat berupa perjalanan waktu (misalnya. masa kecil, masa remaja, masa sekolah, masa kuliah, masa dewasa); latar tempat (di desa, di sekolah, di kota, di luar negeri).

Kerangka karangan dapat berisi tokoh, waktu dan tempat kejadian, , ilustrasi visual setiap tokoh, apa yang dipermasalahkan, dan sebagainya. 

3. Mengumpulkan bahan-bahan cerita

Pada tahap ini penulis mengumpulkan rangkaian peristiwa dari berbagai rujukan dan sumber (orang, buku, dan sebagainya).

4. Mengembangkan kerangka atau draf awal menjadi novel atau teks cerita sejarah

Pada tahap ini, penulis merangkai cerita berdasarkan daya khayal atau imajinasi. Sudut pandang yang paling mudah adalah sudut pandang orang pertama “ aku”.

Penceritaan teks novel atau cerita sejarah mengikuti gaya teks rekon imajinatif yang didalamnya ada orientasi, pengungkapan peristiwa, cerita mulai memuncak, puncak permasalahan, resolusi, dan koda.


Itulah seputar materi bahasa indonesia mengenai novel sejarah. Novel sejarah ini akan begitu menyenangkan jika kalian membaca dengan menghayati atau menjiwai cerita tersebut. Tentunya bagi kamu yang suka baca novel, akan sangat menyenangkan bahkan hingga berjam-jam dalam membaca novel yang kamu sukai atau idolakan. 

Semoga bermanfaat. 

Saturday, October 24, 2020

Definisi surat lamaran pekerjaan, sistematika, contoh surat lamaran pekerjaan yang baik dan benar



 Menulis Surat Lamaran Pekerjaan 

Surat lamaran merupakan syarat utama dalam melamar pekerjaan. Bagi pencaker tentunya harus tahu surat lamaran yang baik dan benar. Ketika kita menulis sebuah lamaran, diharapkan untuk mengetahui cara menulis surat lamaran yang baik. 

Simak yuk penjelasan dari surat lamaran 👇👇👇


Definisi surat lamaran pekerjaan.


Surat lamaran pekerjaan merupakan surat yang ditulis seseorang yang ditujukan kepada lembaga/instansi dengan tujuan mendapatkan pekerjaan.

Surat lamaran pekerjaan berisi permohonan untuk bekerja pada suatu tempat. Untuk dapat mendalami surat lamaran pekerjaan, kamu harus banyak membaca dan belajar menyusun surat lamaran pekerjaan. Selain itu, kamu juga harus memperhatikan isi, sistematika, dan kebahasaan yang terdapat pada surat lamaran pekerjaan. Setelah hal tersebut terpahami dengan baik, kamu akan mudah menyusun surat lamaran pekerjaan sesuai dengan yang kamu butuhkan.

Surat lamaran pekerjaan adalah surat dari seseorang yang memerlukan pekerjaan kepada orang atau pejabat yang dapat memberikan pekerjaan atau jabatan.

Surat lamaran kerja adalah surat yang dibuat oleh seseorang untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan, kantor atau instansi tertentu.

Surat lamaran kerja merupakan surat yang digunakan untuk melamar pekerjaan atau surat penjualan yang berhubungan dengan bagaimana anda menjual segala potensi diri kepada lembaga yang menyediakan lowongan pekerjaan. Menurut Kuntarto (2009), prinsip 3A (Attraction, Attention,  dan Action) dapat dijadikan landasan ketika akan membuat lamaran.

 

Cara membuat surat lamaran kerja yang baik dan benar.


1. Gunakan bahasa yang baik dan benar, pergunakan bahasa yang formal/resmi karena surat lamaran pekerjaan termasuk surat resmi. Jadi, jangan menggunakan bahasa yang tidak patut dalam pembuatan surat resmi.

2. Tulislah kalimat yang singkat padat dan jelas, jangan bertele-tele dalam menulis surat lamaran karena surat lamaran bisa menampilkan jati diri seseorang serta sebuah instansi atau perusahaan tidak menyukai surat lamaran yang bertele-tele.

3. Tulislah secara manual menggunakan tangan, penulisan surat lamaran kerja secara manual lebih disukai perusahaan karena melalui tulisan tangan bisa dinilai bagaimana pribadi seseorang.

4. Perhatikan kebersihan surat lamaran kerja, jangan sampai ada coretan atau bekas penghapus dalam surat lamaran kerja, jika salah menulis lebih baik tulis ulang di kertas baru, jangan menggunakan stipo untuk menghapus.

5. Isi secara jelas data diri dan informasi yang informasi tentang diri anda, serta lampirkan dokumen-dokumen pendukung seperti daftar riwayat hidup, fotocopy identitas diri serta dokumen-dokumen lain yang menjadi persyaratan.

6. Jika anda mempunyai sertifikat pendukung yang bisa menambah nilai plus untuk diri anda jangan ragu untuk melampirkannya.


Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran yang baik dan benar mempunyai ciri-ciri :

1. Mempunyai bentuk yang menarik

2. Mempunyi bahasa yang menarik

3. Menggambarkan kemampuan pelamar Tepat pada sasaran

4. Penulisan sesuai dengan EYD 

Sistematika Surat Lamaran Pekerjaan


Secara umum surat lamaran pekerjaan memiliki sistematika seperti berikut ini :

Kepala surat

Tempat dan tanggal pembuatan surat

Nomor surat

Lampiran

Hal atau perihal

Alamat tujuan

Salam pembuka

Isi surat yang terbagi menjadi tiga bagian pokok yaitu :

Paragraf pembuka

Isi surat ( Data pribadi pelamar, pendidikan, pengalaman bekerja, lampiran )

Paragraf penutup

Salam penutup

Tanda tangan dan nama terang

Ciri – Ciri Surat Lamaran Pekerjaan

1. Tempat dan Tanggal

Tempat dan tanggal ditempatkan di pojok kanan atas tanpa titik di akhir, karena bukan merupakan suatu kalimat.

Contoh : Bandung, 28 Agustus 2018

2. Lampiran dan Perihal

Kata ‘Lampiran’ dan ‘Perihal’ tidak bisa disingkat seperti lamp. atau hal.

Angka dalam kolom lampiran itu ditulis menggunakan huruf.

Contoh :

Lampiran : Satu Lembar

Perihal : Lamaran Kerja


3. Alamat Surat

Tidak menggunakan kata-kata “Kepada”.

Alamat yang disarankan tidak lebih dari tiga baris.

Jabatan tidak boleh menggunakan jenis kelamin seperti halnya bapak atau ibu.

Tulisan “Jalan” pada suatu alamat tidak boleh disingkat.

Tidak boleh menggunakan titik di masing – masing akhir barisnya

Contoh :

Yth. Manager Sukses Mandiri

Jalan M. Yamin No. 02

Bandung


4. Salam Pembuka

Setelah kata “Dengan Hormat” harus menggunakan koma.

Kata dengan hormat sebaiknya dapat dijadikan satu dengan kalimat selanjutnya, walaupun diganti baris seperti biasa juga tetap dapat digunakan.

Contoh :

Dengan Hormat, berdasarkan . . . . . . . . . . ( yang dianjurkan )

Dengan Hormat,

Berdasarkan . . . . . . . . . . ( tetap dapat digunakan )


5. Alinea Pembuka

Dalam alinea pembuka sebaiknya harus menggunakan bahasa yang baik dan sopan serta membuat instansi yang membacanya tidak tersinggung.

6. Isi

Dalam isi terdapat juga :

Identitas

Yaitu suatu keterangan berupa nama, tempat tanggal lahir, alamat, pendidikan terakhir dan dapat dtambah lagi sesuai dengan kebutuhan. Dalam menuliskan suatu keterangan diatas, awalan kata tidak menggunakan huruf besar.

Contoh :

nama : Zian Sahara

tempat tanggal lahir : Bandung, 4 Oktober 1990

pendidikan terakhir : S1 Sistem Informatika

alamat : Dukuhturi, Bumiayu, Brebes, 52273


Maksud dan Tujuan

Merupakan suatu keterangan tentang alasan pengirim atau pelamar pekerjaan menulis surat itu.


Menyatakan Lampiran

Dalam lamaran pekerjaan ini terdapat beberapa lampiran tentang syarat yang telah diminta oleh instansi yang membutuhkan pekerja, maka sang pelamar harus memenuhi lampiran yang diminta tersebut.

Dalam lampiran ini setiap akhir kalimatnya harus menggunakan tanda titik dua, dan di akhir lampiran mengggunakan titik.

Contoh :

1. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir;

2. Fotokopi kartu tanda penduduk;

3. Foto ukuran 3×4 dua lembar.


7. Penutup

Dalam penutup kita harus menunjukan keantusiasan kita dalam melamar suatu pekerjaan pada instansi yang kita tuju.

Contoh : Demikian surat lamaran pekerjaan yang saya buat, besar harapan saya untuk bisa menjadi bagian dari perusahaan . . . . . . . . .


8. Tanda Tangan dan Nama Terang

Tanda tangan ini berada di pojok kanan bawah surat, kemudian dibawahnya ditulis nama lengkap anda.

Contoh : Hormat saya,



Jenis – Jenis Surat Lamaran Pekerjaan

Menurut jenis pembuatannya surat lamaran pekerjaan terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :


1. Surat lamaran pekerjaan ini digabungkan dengan riwayat hidup (curriculum vitae). Dalam cara ini, riwayat hidup termasuk dalam isi surat karena isinya berupa gabungan, cara ini juga disebut model gabungan.

2. Surat lamaran yang dipisahkan dari sebuah riwayat hidup. Dalam cara ini riwayat hidup merupakan suatu lampiran dan cara ini disebut model terpisah.


Sumber-sumber lamaran pekerjaan diantaranya ialah :

Sumber lowongan pekerjaan tanpa suatu sumber tertentu.

Sumber lowongan pekerjaan dari suatu media tertentu.

Sumber lowongan pekerjaan dari suatu referensi pihak tertentu.

Hal – Hal Yang Harus Dicantumkan Surat Lamaran Pekerjaan

Hal – hal yang harus dicantumkan dalam surat lamaran pekerjaan agar tercapai tujuan pembuatannya diantaranya ialah :


1. Menyebutkan suatu sumber lamaran.

Identifikasi diri yang lengkap dari pelamar, identifikasi diri lengkap dari pelamar meliputi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, alamat lengkap,nomor telepon,hand phone atau alat bantu komunikasi lainnya. Identifikasi diri dari pelamar juga harus memudahkan pihak perusahaan menghubungi pelamar.

2. Posisi yang dikehendaki.

3. Riwayat pendidikan.

4. Riwayat pekerjaan (bila ada).

5. Kemampuan lain yang dimiliki.

Contoh Surat Lamaran Pekerjaan yang baik dan benar

Bojonegoro, 28 Juli 2016


Kepada Yth

HRD Manager PT maspion

Jl. Hasanudin No. 13 Subang


Perihal : Lamaran Kerja

Dengan hormat,

Berdasarkan informasi dari media cetak, koran Indo menngai lowongan di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Melalui surat ini saya ingin mengajukan diri untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin guna mengisi posisi yang di butuhkan saat ini. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

nama : Lucky Hasanudin

tempat/tanggal lahir : Sumedang, 13 Juni 1989

jenis kelamin : Laki-laki

pendidikan : SMK Rekayasa Perangkat Lunak

alamat : Jl. Cilencang No. 06 RT/RW 06/13

telepon : 08976543212


Untuk melengkapi beberapa data yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu pimpinan waktu yang akan datang, saya lampirkan juga kelengkapan data diri sebagai berikut :

1. Pas photo

2. Foto copy KTP

3. Daftar riwayat hidup

4. Foto copy Ijazah terakhir

5. Foto copy SKHUN

6. Foto copy sertifikat Competensi

7. Foto copy sertifikat PKL

8. Foto copy surat keterangan Referensi


Demikian surat lamaran ini saya buat dengan sebenarnya dan atas perhatiannya serta kebijaksanaan Bapak/Ibu pimpinan saya mengucapkan terima kasih.


Hormat saya,


Lucky Hasanudin


Friday, October 23, 2020

CERPEN -PENGERTIAN, STRUKTUR, NILAI KEHIDUPAN, UNSUR INSTRINSTIK, UNSUR EKTRINSTIK, Ciri-ciri cerpen

 

Meneladani Kehidupan dari Cerita Pendek

Hi, sahabat media berbagi. 
Kalian pernah membaca cerpen? 
Tentunya menyenangkan yah? 
Ceritanya tentunya bisa beragam. Ada cerita tentang pengalaman orang lain ataupun 
diri sendiri. 
Tahukah kamu bahwa dalam cerita pendek terdapat nilai-nilai tentang 
kehidupan?
Yuk simak penjelasannya. 
Semoga bermanfaat 😊😊😊🙏

Pengertian Cerpen

Cerpen (cerita pendek) adalah jenis karya sastra berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas disertai dengan berbagai konflik dan terdapat penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi.

Cerita pendek memberikan kesal tunggal atau fokus pada satu tokoh, mempunyai kurang dari 10.000 kata dan didalamnya terdapat klimaks (puncak masalah) dan penyelesaian. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya.


Ciri-Ciri Cerpen

Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.

Selesai dibaca dengan sekali duduk.

Bersifat fiktif.

Hanya mempunyai 1 alur saja (alur tunggal).

Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.

Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.

Bentuk tulisan yang singkat (lebih pendek dari Novel).

Penokohan dalam cerita pendek sangat sederhana.

Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.

Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerita pendek tersebut.

Struktur Cerpen

Hampir mirip seperti teks anekdot. Ada 6 elemen yang membangun teks cerpen sehingga menjadi utuh, 6 struktur cerita pendek berikut ini:

1. Abstrak: gambaran awal dari cerita yang akan diceritakan, bersifat opsional..

2. Orientasi: berhubungan dengan waktu, suasana, tempat di dalam cerita pendek tersebut.

3. Komplikasi: urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur ini.

4. Evaluasi: konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks serta mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik tersebut.

5. Resolusi: pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang dialami tokoh dalam cerpen.

6. Koda: nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh pembaca.


Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen

Unsur Intrinsik

Unsur instrinsik adalah unsur yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur intrinsik tersebut yaitu:

Tema: gagasan utama yang menjadi dasar cerita jalannya cerita pendek.

Alur/Plot: tahapan urutan jalannya cerita pendek. Mulai dari perkenalan, konflik, klimaks, penyelesaian.

Setting: meliputi latar/tempat, waktu, suasana yang terlihat cerita pendek.

Tokoh: pelaku yang ada dalam cerita pendek. Setiap tokoh mempunyai watak tersendiri.

Penokohan: sifat dari tokoh yang tercermin dari perilaku, sikap, ucapan, pikiran ,dan pandangannya terhadap suatu hal dalam cerita. Ada 2 mode penokohan:

Metode Analitik: menggambarkan sifat tokoh yang ada dalam cerita secara langsung. Contoh nya: pemalu, penakut, pembohong.

Metode Dramatik: menggambarkan sifat tokoh digambarkan secara tidak langsung dengan menggambarkan fisik, percakapan, dan reaksi tokoh lain.

Sudut Pandang: cara pandang yang digambarkan oleh pengarang dalam suatu kejadian yang terjadi dalamnya. Sudut pandangnya:

Sudut pandang orang pertama: Ada pelaku utama dan sampingan.

Pelaku utama: “aku” akan menjadi pusat perhatian.

Pelaku sampingan: “aku” muncul hanya muncul dalam pengantar dan penutup cerita.

Sudut pandang orang ketiga: ada serbatahu dan pengamat.

Serbatahu: sudut pandang “dia”, pengarang atau narator mengetahui segala hal yang berhubungan dengan tokoh “dia”.

Pengamat: pengarang hanya menggambarkan apa yang dirasakan, dialami, dilihat, dan dipikir oleh seorang tokoh.

Amanat: pesan moral yang disisipkan pengarang dalam cerpen supaya pembaca dapat menyerap pesan di dalamnya.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk cerpen dari luar. Unsur ekstrinsik tersebut yaitu:

Latar Belakang Masyarakat: dapat mempengaruhi terbentuknya jalan cerita dalam cerpen, misalnya: kondisi politik, ideologi, sosial, dan ekonomi masyarakat.

Latar Belakang Pengarang: Latar belakang pengarang memuat tentang pemahaman, faktor-faktor, atau motivasi pengarang untuk membuat sebuah cerita pendek. Meliputi:

Biografi: Riwayat hidup pengarang. bisa mempengaruhi pembuatan cerita pendek melalui pengalaman pribadi.

Kondisi Psikologis: meliputi mood dan motivasi, kondisi ini sangat mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis dalam cerita.

Aliran Sastra: berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan pengarang.

Fungsi Sastra dalam Cerpen

Adapun di dalam cerita pendek terdapat fungsi sastra yang tergolong dalam 5 jenis, yaitu:

1. Fungsi rekreatif: memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para pembaca nya.

2. Fungsi didaktif: mengarahkan dan mendidik para pembaca nya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada didalamnya.

3. Fungsi estetis: memberikan keindahan bagi para pembaca nya.

4. Fungsi moralitas: mengandung nilai moral sehingga para pembaca nya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi diri nya.

5. Fungsi relegiusitas: mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembaca nya.

Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerita Pendek

Nilai  adalah sesuatu yang  penting, berguna, atau bermanfaat bagi manusia. Pertanyaan kritis tentang kelebihan dan kelemahan cerpen itu, misalnya, akan sampailah pada jawaban tentang bermanfaat atau tidaknya bagi pembaca.

Nilai dari sebuah cerpen tidak hanya berkaitan dengan keindahan 
bahasa dan kompleksitas jalinan cerita. Nilai atau sesuatu yang berharga 
dalam cerpen juga berupa pesan atau amanat. Wujudnya seperti yang dikemukakan di atas: ada yang berkenaan dengan masalah budaya, moral, agama, atau politik. Realitas pesan-pesan itu mungkin berupa pentingnya menghargai tetangga, perlunya kesetiaan pada kekasih, ketawakalan kepada Tuhan, dan sebagainya. Hanya kadang-kadang kita tidak mudah untuk merasakan kehadiran pesan-pesan itu. Karya-karya semacam itu perlu kita hayati benar-benar.

Nilai-nilai dalam cerpen : 

a. Nilai sosial
 Sesama manusia harus saling membantu jika orang lain berada dalam 
kesusahan sebab kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

b. Nilai Moral
 Saling menghormati antarsesama dan jangan saling mengejek atau menghina.

c. Nilai Agama
 Melakukan yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi yang dilarang oleh￾Nya, seperti mencemooh, berbohong dan lain-lain.

d. Nilai Pendidikan
 Tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan tetapi harus selalu 
berusaha. 

e. Nilai Budaya
 Memegang teguh adat istiadat atau kebiasaan di suatu masyarakat. 

Kemungkinan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari: 

Nilai-nilai yang dapat diterapkan adalah nilai sosial, nilai moral, nilai  pendidikan, nilai agama, dan nilai budaya. Masyarakat sebagai sumber utama yang 
dapat mengembangkan ragam nilai-nilai kehidupan jika setiap anggota masyarakat 
mampu untuk mengubah kebiasaan lama dengan kebiasaan yang baru.





PTS Materi Prakarya kelas VIII semester 1

Media Berbagi - Hallo sahabat media berbagi. Kali ini kami akan membagikan contoh soal penilaian tengah semester materi pelajaran prakarya ...